Mohon tunggu...
Ludovicus Mardiyono
Ludovicus Mardiyono Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku "Kingdom Leadership"

Kingdom citizen

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

LGBT

20 Februari 2016   19:12 Diperbarui: 20 Februari 2016   19:57 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Shalom, tentang Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender (LGBT) atau pemburit, ini yang saya pikirkan.

LBGT atau pemburit seperti halnya orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu itu penyimpangan perilaku. Bagi saya semua itu tidak sesuai dengan ide asli (original idea) pada waktu Allah menciptakan manusia yang dicatat di dalam kitab Kejadian pasal 1 dan 2.

Perilaku itu muncul sebagai manifestasi independensi (deklarasi kemerdekaan) manusia dari Allah ketika Hawa dan Adam makan buah pengetahuan yang baik dan jahat di taman eden. Pada waktu manusia makan buah itu sebenarnya sedang berkata kepada Allah, “I declare freedom from You, You are no longer my Lord, I am the owner of my life.” Karena sikap manusia itu, akibatnya Roh Allah hengkang dari manusia dan budaya pertama manusia setelah merdeka dari Allah adalah saling menyalahkan dan pembunuhan (kisah Kain dan Habel). Berikutnya manusia hidup dalam budaya pemberontakan kepada Allah hingga sebelum musibah air bah, dicatat bahwa hidup manusia begitu menjijikan, salah satunya ditandai dengan perilaku jahat atau menyimpang dari ide asli Allah.

Mengacu kepada kitab Kejadian, ide asli Allah adalah manusia diciptakan laki-laki dan wanita dan yang menikah adalah antara satu laki-laki dengan satu wanita. Kalau acuannya yang lain, misalnya teori evolusi atau teori big bang, premis dan konklusinya akan berbeda. Acuan saya adalah kitab Kejadian pasal 1 dan 2.

LBGT mulai dipakai sekitar tahun 1980an, sebenarnya tentang hal itu sudah dibicarakan di jaman awal Kisah Para Rasul, abad pertama. Paulus menyebut dua kali waktu menulis surat kepada jemaat di Korintus dan kepada Timotius. Artinya itu bukan masalah baru.

Jalan Keluar

Karena ini menyimpang dari ide asli Allah, jalan keluarnya yang pertama adalah manusia harus kembali kepada ide asli Allah, harus hidup seperti manusia pertama yang dicatat dalam kitab Kejadian pasal 1 dan 2. Bagaimana?

  1. Hidup sesuai gambar (karakter) Allah.
  2. Hidup di dalam taman Eden (hadirat Allah)
  3. Hidup bekerja, kerja bukan berarti melakukan sesuatu tetapi “menjadi” seperti yang Allah kehendaki.
  4. Hidup memerintah atau menguasai bumi agar bumi penuh dengan kemuliaan (karakter) Allah.
  5. Hidup melindungi, mengelola dan bertanggung jawab, manusia harus melindungi dan mengembangkan dan melestarikan bumi.
  6. Hidup menikah, setelah kelima hal diatas dipenuhi, barulah Allah berfirman, “Tidak baik jika manusia seorang diri saja.”

Kedua, semua masalah di dunia ini sumbernya adalah dari keluarga yang rusak. Perang, teror, korupsi, pembunuhan dan juga LGBT adalah hasil dari keluarga yang rusak. Karena itu jalan keluar yang kedua adalah pemulihan keluarga dan pernikahan. Satu suami harus mengasihi satu istri dan satu istri harus menghormati satu suami. Anak-anak harus taat kepada orang tua dan orang tua jangan menolak atau menyakiti hati anak-anak.

Semua orang yang menikah harus mengerti dengan benar bahwa tujuan menikah bukan hanya melahirkan keturuan tetapi juga memulihkan rencana Allah agar kerajaan Allah datang ke bumi dan kehendak Allah terjadi di bumi seperti di dalam surga.
Mungkin anda memiliki pandangan yang berbeda, mari berdiskusi mencari solusi persoalan bangsa ini. Tuhan Yesus memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun