Sore itu di warung Bude Asih, Melbourne, langit berubah kelabu. Mas Dab dan kawan-kawannya kembali berkumpul di meja bundar favoritnya.
Kali ini, ada tambahan satu sosok: Mas Anu, teman lama Mas Dab yang datang berkunjung dari Jakarta. Nama sebenarnya Anung, tapi sejak kecil lebih mudah diingat dengan panggilan Anu.
"Wah, pecel lele Bude Asih ini jos tenan!" seru Mas Anu sambil mengangkat jempolnya. Pria berkacamata dengan jenggot tipis itu langsung meraih ponselnya, memotret sajian di depannya dari berbagai sudut.
"Mulai lagi, Mas Anu. Ndak bisa makan tanpa motret makanan," goda Mas Dab.
Bagus yang penasaran bertanya, "Mas Anu food blogger ya, Mas?"
"Blogger, vlogger, content creator, apalah istilahnya sekarang," jawab Mas Anu santai. "Sudah lima tahun saya keliling Jakarta sampai Bali, review makanan. Alhamdulillah, lumayan bisa nyambung hidup dari situ."
Adit yang sedang menyeruput es jeruk langsung meletakkan gelasnya. "Wih, keren banget! Berarti Mas Anu kalau makan gratis terus dong?"
Mas Anu tertawa kecil. "Ubur-ubur ikan lele, tidak semudah itu, le.... hehehe... Ada tanggung jawab besar di balik semua itu je."
"Tanggung jawab gimana maksudnya, Mas?" tanya Reza yang mulai tertarik.
Mas Anu meletakkan ponselnya. Wajahnya berubah serius. "Kalian tahu nggak? Satu ulasan dari saya ternyata bisa bikin warung ramai mendadak, atau... sepi mendadak."