Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Deepseek dan Eskalasi Perang Teknologi AS-China

29 Januari 2025   19:55 Diperbarui: 30 Januari 2025   15:19 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi DeepSeek. Aplikasi AI asal China (KOMPAS.com/Reska K. Nistanto)

Aspek Geopolitik

Dari perspektif geopolitik, munculnya Deepseek menandai fase baru dalam persaingan AS-China. Ini bukan lagi sekadar perang dagang atau kompetisi ekonomi. 

Kebih jauh, Deepseek dapat dianggap sebagai  pertarungan untuk menentukan siapa yang akan mendominasi infrastruktur digital masa depan. Keunggulan Deepseek digambatkan ada pada kemampuannya untuk menyelesaikan masalah kompleks, matematika, dan coding.

Kemampuan itu menunjukkan potensi Deepseek untuk mengubah dinamika kekuatan global. Apalagi Deepseek menawarkan layanan gratis yang berbeda dengan ChatGPT dan platform AI AS lainnya.

Akibatnya, Deepseek berpotensi mengubah cara dunia mengakses dan menggunakan AI. Strategi ini mirip dengan inisiatif Belt and Road China menawarkan alternatif yang lebih terjangkau untuk negara-negara berkembang.

Munculnya narasi keamanan dari AS terhadap AI China merupakan refleksi dari playbook geopolitik klasik. AS menggunakan isu keamanan nasional untuk membendung kemajuan pesaing. 

Meski begitu, efektivitas strategi ini diragukan mengingat kebutuhan global akan solusi AI yang terjangkau dan efisien. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, situasi ini membuka peluang sekaligus tantangan. 

Di satu sisi, akses ke teknologi AI menjadi lebih demokratis dengan hadirnya Deepseek yang gratis. Di sisi lain, ketergantungan pada teknologi asing, baik dari AS maupun China, menjadi kerentanan strategis.

Perang digital yang kini terbentuk tampaknya tidak bakal berakhir dengan Deepseek. Kecenderungan ini bisa saja hanya permulaan dari serangkaian disrupsi teknologi yang akan mengubah tatanan global. 

Kemampuan China menghasilkan inovasi signifikan di tengah pembatasan akses chip itu menunjukkan bahwa embargo teknologi tidak selalu efektif dalam membendung kemajuan teknologi.

Yang menarik, situasi ini menciptakan paradigma baru dalam peperangan digital. Keunggulan teknologi ini tidak lagi ditentukan oleh besarnya anggaran atau akses ke hardware terbaik, tetapi oleh kemampuan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan menciptakan solusi inovatif dalam keterbatasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun