Pernyataan calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, yang tidak mengetahui jumlah dan negara-negara anggota ASEAN dalam fit and proper test di hadapan United States Senate Committee on Armed Services pada 14 Januari 2025, menjadi sorotan tajam.Â
Ketidaktahuan ini bisa mencerminkan kurangnya pemahaman mendalam tentang peran strategis Asia Tenggara dalam geopolitik global. Sebagai kawasan dengan kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan yang vital, pengabaian ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana Amerika Serikat serius dalam menjadikan ASEAN sebagai mitra strategis.
ASEAN adalah organisasi regional yang terdiri dari sepuluh negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Brunei Darussalam.Â
Kawasan ini memegang peran penting dalam perdagangan global karena keberadaan Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Selain itu, dengan populasi lebih dari 650 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi yang dinamis, ASEAN adalah pusat gravitasi baru dalam ekonomi global.
Namun, kawasan ini juga menjadi arena persaingan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Tiongkok telah lama meningkatkan pengaruhnya melalui Belt and Road Initiative (BRI) dan penguatan hubungan bilateral dengan negara-negara ASEAN.Â
Di sisi lain, Amerika Serikat melalui strategi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka (Free and Open Indo-Pacific)Â mencoba menyeimbangkan kekuatan Tiongkok. Ketidaktahuan Pete Hegseth terhadap ASEAN, sebagaimana ditunjukkan dalam uji kelayakan tersebut, memperlihatkan kelemahan strategis AS dalam memahami dan merespons dinamika kawasan ini.
Gejala Kurangnya Komitmen AS
Ketidaktahuan Pete Hegseth terhadap ASEAN adalah cerminan dari kurangnya perhatian strategis AS terhadap Asia Tenggara. Hal ini semakin diperburuk oleh inkonsistensi kehadiran AS dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN.Â
Dalam banyak kasus, perwakilan AS pada pertemuan ASEAN hanyalah pejabat tingkat menengah, telah menciptakan persepsi bahwa AS tidak melihat ASEAN sebagai mitra utama.
Sebaliknya, Tiongkok secara aktif memperkuat hubungan dengan ASEAN. Presiden Tiongkok, Xi Jinping, kerap hadir dalam pertemuan penting ASEAN dan menawarkan berbagai bentuk kerja sama ekonomi serta investasi besar-besaran.Â