Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Dinamika dan Prioritas Diplomasi Indonesia Merespons Tantangan Global

13 Januari 2025   22:39 Diperbarui: 14 Januari 2025   15:50 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Brasil, Minggu (17/11/2024). Indonesia resmi bergabung menjadi anggota penuh BRICS. Apa risikonya?(Dok. Setpres)

Sebaliknya, Indonesia berkomitmen mewujudkan keutuhan dan sentralitas ASEAN. Untuk itu, Indonesia berperan aktif dalam upaya penanganan krisis Myanmar melalui implementasi 5-Point Consensus, serta mendorong penyelesaian Code of Conduct di Laut China Selatan. 

Penguatan kerja sama maritim dan konektivitas kawasan menjadi fokus penting dalam membangun kawasan yang lebih terintegrasi.

Isu-isu strategis
Dalam menghadapi isu-isu global strategis, Indonesia mengambil sikap proaktif terutama dalam penanganan perubahan iklim. Hal ini diwujudkan melalui dorongan implementasi komitmen Paris Agreement dan promosi transisi energi yang adil dan terjangkau. Indonesia juga aktif mengembangkan kerja sama teknologi hijau dan mencari solusi pendanaan iklim yang inovatif. 

Di bidang transformasi digital, Indonesia mendorong terbentuknya tata kelola digital global yang inklusif, memperkuat kerja sama siber, dan memfasilitasi inklusi digital serta inovasi teknologi.

Keamanan pangan menjadi perhatian khusus mengingat tantangan global yang semakin kompleks. Indonesia berupaya memperkuat ketahanan pangan baik di tingkat regional maupun global, mendorong diversifikasi sumber pangan, dan mengembangkan teknologi pertanian berkelanjutan. 

Diplomasi multilateral 

Melalui diplomasi multilateral, Indonesia menekankan pentingnya reformasi PBB dan sistem multilateral, penguatan kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular, serta peran aktif dalam G20 dan forum multilateral lainnya.

Dalam menghadapi berbagai tantangan, diplomasi Indonesia harus piawai menjaga keseimbangan di tengah rivalitas kekuatan besar dunia, mengelola dampak deglobalisasi dan proteksionisme, serta menghadapi ancaman non-tradisional seperti terorisme dan kejahatan transnasional. 

Keseimbangan dalam diplomasi Indonesia tampak nyata di berbagai forum multilateral. BRICS dapat menjadj salah satu pilar keseimbangan itu. Keanggotaan di BRICS tidak membuat Indonesia bergeser karena pada saat yang sama, Indonesia aktif kelompok multilateral yang lain, seperti G20, Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (IPEF). 

Indonesia juga aktif dalam kemitraan dengan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA), dan Kesepakatan Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). Indonesia saat ini juga dalam tahap aksesi sebagai anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Namun, di balik tantangan tersebut, berbagai peluang perlu dioptimalkan, termasuk posisi strategis Indonesia dalam rantai pasok global, potensi ekonomi digital dan ekonomi hijau, serta modal demografis dan pasar domestik yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun