Aksi walk out yang dilakukan delegasi Indonesia saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Sidang Majelis Umum PBB pada 27 September 2024 memiliki dampak signifikan terhadap posisi internasional Indonesia.Â
Tindakan itu mencerminkan sikap tegas Indonesia dalam mendukung Palestina dan menolak kebijakan Israel, sekaligus menunjukkan posisi Indonesia di panggung global.
Dalam studi Hubungan Internasional (HI), aksi walk out ini dapat dipandang sebagai upaya Indonesia untuk mengkonstruksi identitas dan perannya di dunia internasional. Identitas dan kepentingan aktor dibentuk oleh ide-ide bersama, bukan hanya kekuatan material (Wendt, 1999).
Dalam konteks ini, Indonesia menegaskan identitasnya sebagai negara yang konsisten mendukung perjuangan Palestina dan menentang kebijakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional.
Sementara itu, aksi semacam ini juga merupakan bentuk soft balancing yang dilakukan sekelompok negara untuk mengimbangi kekuatan dominan tanpa konfrontasi langsung (Mearsheimer, 2018).
Lebih lanjut, tindakan itu juga menguatkan sikap tegas Indonesia terhadap isu Palestina, khususnya memperkuat posisi Indonesia di mata negara-negara Muslim dan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Dampak pertama dari aksi walk out ini adalah penguatan citra Indonesia sebagai pendukung utama Palestina di kancah internasional. Konsistensi dalam kebijakan luar negeri seperti itu dapat meningkatkan kredibilitas sebuah negara di mata internasional (Jervis, 2017).
Dengan melakukan walk out, Indonesia mempertegas posisinya dan potensial meningkatkan pengaruhnya di kalangan negara-negara pro-Palestina.
Kedua, aksi ini dapat memperkuat solidaritas Indonesia dengan negara-negara Muslim dan anggota OKI. Dukungan terhadap Palestina telah menjadi salah satu faktor penting dalam membangun hubungan antar negara Muslim. Dengan cara itu, walk out itu berpotensi meningkatkan peran Indonesia dalam diplomasi di dunia Islam.
Tantangan