Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Laos (27/07/2024) menjadi panggung bagi pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.
Pertemuan ini menjadi sorotan bagi negara-negara ASEAN, yang memiliki kepentingan strategis dalam menjaga stabilitas dan kerja sama di kawasan.
Meskipun kedua pihak sepakat untuk menjaga komunikasi, pertemuan tersebut diwarnai dengan saling kritik dan komplain. Blinken mengecam tindakan China yang dianggap meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan.Â
Blinken menyatakan kekhawatiran AS dan negara-negara di kawasan terhadap tindakan berbahaya dan ilegal RRT di Laut China Selatan, termasuk intimidasi dan pelecehan terhadap negara-negara pesisir.Â
Di sisi lain, Wang Yi mengkritik AS atas apa yang disebutnya sebagai pembatasan dan penindasan terhadap China. China telah menyampaikan posisi tegasnya mengenai Taiwan dan memperingatkan AS untuk tidak mencampuri urusan internal China.
Peran ASEAN
Evelyn Goh, seorang profesor Hubungan Internasional di Australian National University (ANU), menyoroti peran penting ASEAN dalam konteks ini.
Menurut Goh, pertemuan Blinken-Wang di sela-sela AMM Laos 2024 menunjukkan bahwa ASEAN masih menjadi platform penting bagi dialog AS-China, meskipun persaingan mereka semakin intensif.Â
Pertemuan itu secara tidak langsung telah menegaskan bahwa ASEAN bukan hanya penonton pasif, tetapi juga fasilitator aktif dalam dinamika global. Dalam konteks itu, ASEAN perlu mengambil peran yang lebih proaktif.Â
ASEAN harus mengambil peran lebih proaktif dalam memediasi ketegangan AS-China, bukan hanya menjadi arena pertarungan mereka. Peran ini menjadi tantangan pelik bagi ASEAN untuk menjadi lebih dari sekadar tuan rumah, tetapi juga pemain kunci dalam menjaga stabilitas regional.