Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Trump Terpilih sebagai Presiden AS, Bagaimana Keamanan Global?

19 Juli 2024   20:25 Diperbarui: 19 Juli 2024   20:35 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) selalu menjadi sorotan dunia, mengingat peran penting negara adidaya ini dalam politik global. Jika Donald Trump terpilih kembali menjadi Presiden AS pada tahun 2025, maka diprediksi akan membawa perubahan signifikan terhadap keamanan dan stabilitas dunia. 

Berbagai ahli hubungan internasional telah menyampaikan pandangan mereka tentang kemungkinan dampak dari terpilihnya kembali Trump. Salah satu aspek yang paling disoroti adalah kemungkinan penerapan kebijakan "America First" yang lebih ekstrem. 

Pengalaman masa lalu

John Mearsheimer (2023) dari Universitas Chicago berpandangan bahwa Trump kemungkinan akan lebih mementingkan kepentingan Amerika Serikat di atas kerjasama internasional. Pendekatan ini bisa memicu ketegangan dengan negara-negara lain dan mengurangi keterlibatan AS dalam organisasi-organisasi internasional. 

Akibatnya, hubungan AS dengan sekutu-sekutunya mungkin akan menjadi lebih tegang, dan perhatian terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim bisa berkurang.

Konflik Rusia-Ukraina juga menjadi perhatian khusus dalam konteks ini. Selama masa jabatannya yang lalu, Trump sering memuji Presiden Rusia Vladimir Putin dan mempertanyakan bantuan AS untuk Ukraina. 

Andrei Tsygankov (2024) juga memprediksi bahwa Trump mungkin akan mengurangi atau bahkan menghentikan bantuan ke Ukraina, jika terpilih kembali . Hal ini bisa melemahkan posisi Ukraina dalam menghadapi Rusia. 

Bahkan mungkin memaksa Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayahnya. Situasi ini tentu akan mengancam keamanan di kawasan Eropa Timur.

Sementara itu, hubungan AS dengan Israel diperkirakan akan tetap kuat.  Trump bakal terus mendukung Israel, termasuk mempertahankan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mendukung pemukiman Yahudi di Tepi Barat (Telhami, 2023). 

Kontinuitas kebijakan pro-Israel yang kuat ini bisa memperburuk hubungan AS dengan negara-negara Arab dan Palestina. Akibatnya, ketegangan di Timur Tengah meningkatkan. Selanjutnya, proses perdamaian Israel-Palestina juga bisa terhambat dan berlarut-larut.

Hubungan AS-China juga menjadi sorotan penting. Selama masa pemerintahannya, Trump dikenal dengan sikapnya yang keras terhadap China, termasuk memulai perang dagang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun