Semangat La Roja Spanyol memang membuncah. Pengelanaan di lapangan rumput sejak pertengahan bulan lalu menancapkan optimisme mereka merebut Piala Eropa 2024.
Spanyol, negeri yang telah lama menjadi kiblat sepak bola dunia, kembali bangkit untuk menegaskan dominasinya di Piala Eropa 2024. Seperti tim-tim bola negara lain, perjalanan asa La Roja menuju final di Berlin bukan sekadar kisah olahraga, melainkan alegori tentang kebangkitan sebuah bangsa dari abu krisis ekonomi dan politik.
Luis de la Fuente, sang arsitek di balik transformasi ini, memulai petualangan dengan keberanian yang mengejutkan banyak pihak. Ia memutuskan untuk membangun tim di seputar talenta-talenta muda yang belum teruji.
Kejutan itu menjadi sebuah langkah yang awalnya menuai kritik tajam. Namun, seperti Don Quixote yang berani melawan arus, de la Fuente tetap teguh pada visinya.
Lamine Yamal, si bocah ajaib berusia 17 tahun, menjadi wujud paling kentara dari keberanian itu. Debutnya yang memukau di pertandingan pembuka melawan Swedia seolah menjadi manifesto dari era baru sepak bola Spanyol.Â
Yamal bukan sekadar pemain berbakat; ia adalah simbol dari Spanyol modern yang multikultur dan progresif. Di tengah kegalauan antar-etnis di negeri itu, Yamal tampil seolah menyatukan, Â atau setidaknya mengalihkan pandangan, mereka.
Namun, perjalanan Spanyol tidak selalu mulus. Seperti tim Three Lions, kekalahan La Roja dari Kroasia di pertandingan kedua fase grup membuat banyak pihak meragukan strategi de la Fuente.Â
Kritik datang bertubi-tubi, dengan banyak suara meminta kembalinya para pemain senior yang lebih berpengalaman. Di tengah badai kritik, Pedri tampil sebagai mercusuar harapan.Â
Gelandang muda Barcelona ini memimpin kebangkitan Spanyol dengan permainan yang brilian di pertandingan terakhir fase grup melawan Belanda. Kemenangan 3-0 bukan hanya memastikan lolos ke babak 16 besar, tapi juga membungkam para kritikus.
Babak 16 besar mempertemukan Spanyol dengan Italia, juara bertahan Euro 2020. Pertandingan ini bukan hanya tentang sepak bola, tapi juga tentang dua negara yang sama-sama bergulat dengan tantangan ekonomi dan politik domestik pasca-pandemi.Â