Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kebangkitan "Three Lions" di Tanah Jerman

1 Juli 2024   13:24 Diperbarui: 1 Juli 2024   13:58 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
encrypted-tbn0.gstatic.com

Sepakbola memang telah menjadi arena soft power yang efektif. Kemenangan di lapangan hijau bisa berdampak pada citra dan pengaruh suatu negara di kancah internasional. 

Inggris, dengan tradisi sepakbola dan liga domestik terkuat di dunia, tentu tak ingin kehilangan muka di hadapan negara-negara Eropa lainnya.

Namun di sisi lain, Slovakia juga melihat Piala Eropa sebagai kesempatan emas untuk unjuk gigi. Sebagai negara muda yang baru merdeka tahun 1993, prestasi di panggung sepakbola Benua Biru bisa menjadi katalis bagi pengakuan dan respect internasional yang lebih besar. 

Ivan Schranz membuka keunggulan Slovakia. Gol itu sejenak membuat dunia tertegun dan berpaling pada negeri kecil di jantung Eropa ini.

Pertandingan Inggris-Slovakia juga menjadi metafora menarik tentang dinamika Uni Eropa pasca-Brexit. Inggris yang telah memutuskan keluar dari Uni Eropa (UE) kini harus berjuang keras menghadapi negara-negara anggota UE di lapangan sepakbola. 

Ada ironi yang tak terucap ketika Harry Kane dan kawan-kawan harus bersusah payah mengalahkan tim dari negara yang dulu dianggap "kelas dua" dalam percaturan politik Eropa.

Kemenangan dramatis Inggris atas Slovakia mungkin tak akan mengubah peta politik Eropa. Namun ia memberi pelajaran berharga tentang pentingnya kegigihan dan kerja keras dalam menghadapi tantangan. 

Baik dalam sepakbola maupun hubungan internasional, tak ada yang bisa dianggap remeh. Setiap lawan, sekecil apapun, patut dihormati dan diperhitungkan.

Perjalanan Inggris di Piala Eropa 2024 masih panjang. Namun kemenangan atas Slovakia telah membuka pintu harapan yang lebih lebar. 

Harry Kane dan Jude Bellingham telah menunjukkan bahwa generasi baru Inggris siap mengukir sejarahnya sendiri. Mereka tak lagi terkungkung bayang-bayang masa lalu, tapi berani menatap masa depan dengan optimisme baru.

Di tengah dunia yang terus berubah, sepakbola tetap menjadi bahasa universal yang mempersatukan bangsa-bangsa. Lewat drama 90 menit di lapangan hijau, kita diingatkan pada esensi perjuangan dan kemanusiaan yang melampaui batas-batas negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun