Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Prospek dan Tantangan "Green Jobs" bagi Perempuan di Indonesia

10 Juni 2024   09:06 Diperbarui: 11 Juni 2024   01:00 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah ekonomi hijau atau green jobs semakin populer dalam beberapa dekade terakhir seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu-isu lingkungan. Green jobs merujuk pada pekerjaan-pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan (UNEP, 2008). 

Energi terbarukan, pengelolaan limbah, pertanian organik, dan ekowisata merupakan contoh-contoh green jobs. Dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang menjadi isu global, green jobs menjadi sektor prospektif dan menarik bagi para pekerja, termasuk perempuan.

Di Indonesia, sektor memiliki potensi besar untuk membuka lebih banyak peluang bagi perempuan. Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, perempuan memainkan peran signifikan dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan (KPPPA, 2020). 

Hal ini sejalan dengan pandangan green politics yang menekankan kesetaraan gender dan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan (Blühdorn & Welsh, 2007). Pandangan ini mendorong perlunya pemberdayaan perempuan di sektor-sektor green jobs.

Transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia telah menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional. Komitmen ini seiring dengan upaya pemerintah untuk mengatasi krisis iklim dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. 

Namun, partisipasi perempuan dalam sektor-sektor ini masih terbatas. Sebagai bagian dari gerakan green politics, organisasi masyarakat sipil telah mulai berupaya mendorong pemerintah. Kedua pemangku kepentingan itu merancang kebijakan dan program yang lebih responsif gender dalam mendukung green jobs bagi perempuan.

Perkembangan green jobs di banyak negara telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, di Uni Eropa, sektor ini diperkirakan menyediakan sekitar 4 juta pekerjaan pada tahun 2019. 

Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan upaya-upaya transisi energi yang semakin gencar dilakukan. Negara-negara, seperti Jerman, Prancis, dan Inggris telah menjadi pemimpin dalam pengembangan green jobs melalui investasi besar-besaran pada energi terbarukan, efisiensi energi, dan ekonomi sirkular.

Sayangnya, representasi perempuan dalam sektor-sektor ini masih relatif rendah. Hanya sekitar 35% pekerja green jobs yang merupakan perempuan. 

Beberapa inisiatif telah dilakukan untuk mendorong partisipasi perempuan, seperti program pelatihan dan pemberdayaan khusus, pengembangan infrastruktur yang lebih inklusif, dan promosi kepemimpinan perempuan di bidang teknologi hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun