Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Arti Strategis Kunjungan Prabowo ke China bagi Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik

31 Maret 2024   22:24 Diperbarui: 1 April 2024   07:51 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) atau Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, ke China mulai hari ini 31 Maret hingga 2 April 2024 merupakan langkah awal yang penting dalam hubungan bilateral kedua negara besar di kawasan Indo-Pasifik. Kunjungan itu merupakan jawaban atas undangan Presiden China Xi Jinping.

Selain dengan Presiden Xi, Prabowo juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang. Mereka akan bertukar pandangan mengenai hubungan bilateral dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, termasuk isu keamanan kawasan.

Bagi Prabowo, kunjungan ini merupakan yang pertama kalinya sebagai presiden terpilih dalam pemilihan presiden 2024. Kunjungan ini memiliki arti strategis bagi kedua negara dalam upaya menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan yang semakin dinamis dan penuh tantangan.

Ada beberapa arti strategis dari kunjungan ini dalam konteks regional dan global saat ini. Pertama, kunjungan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk mempertahankan hubungan baik dengan China sebagai kekuatan besar di Asia dan mitra strategis utama.

Dengan memilih China sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya setelah terpilih, Prabowo menunjukkan bahwa Jakarta menganggap Beijing sebagai mitra penting dalam menangani isu-isu regional dan global.

Kenyataan Ini juga mengisyaratkan bahwa Indonesia akan terus menjalin kerja sama dengan China dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Bagi beberapa pengamat kritis, kunjungan Prabowo ini menjadi bukti kontinuitas kedekatan hubungan Indonesia dan China yang telah terjalin selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Meskipun Indonesia dapat diprediksi tidak ingin terjebak dalam persaingan kekuatan besar. Selain itu, hubungan dekat dengan China tetap memiliki makna strategis bagi kepentingan ekonomi dan politik Jakarta.

Namun, di sisi lain, Indonesia harus berhati-hati dalam diplomasinya di tengah persaingan antara AS dan China di Indo-Pasifik. Indonesia perlu mempertimbangkan strategi terukur untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan China dan kekuatan besar lainnya, seperti Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di kawasan Indo-Pasifik.

Jakarta perlu mengambil pendekatan yang bijaksana dan diplomasi yang terampil untuk menjaga kepentingan nasionalnya di tengah persaingan antara Washington dan Beijing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun