Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Dominasi Peran Negara dalam Politik Luar Negeri Indonesia di Era Jokowi

25 Maret 2024   17:20 Diperbarui: 26 Maret 2024   06:58 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi saat berbicara pada Pleno KTT ke-31 ASEAN di Manila, Filipina, Senin (13/11). (Foto: BPMI via setkab.go.id)

Negara ternyata masih merupakan aktor dominan dalam politik luar negeri, termasuk di Indonesia. Walau dunia memang sudah mengglobal dan hubungan internasional tidak lagi semata ditentukan oleh dua kekuatan global, seperti pada masa Perang Dingin, dominasi negara tampaknya belum tertandingi.

Studi Hubungan Internasional memiliki beberapa perspektif yang dapat digunakan untuk memahami fenomena politik global. Salah satunya adalah realisme. 

Realisme memandang negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional. Negara bertindak berdasarkan kepentingan nasionalnya (Morgenthau, 1948). 

Dalam konteks Indonesia, pendekatan realisme masih relevan untuk menjelaskan dinamika politik luar negeri, termasuk di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Esai ini akan menganalisis bagaimana peran negara masih dominan dalam politik luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi dan mengapa dominasi negara tersebut terjadi.

Dominasi Negara 

Perspektif realisme dalam studi Hubungan Internasional memberikan kerangka pemahaman yang kuat mengenai fenomena ini. Kepentingan negara menjadi pusat perhatian utama dalam melancarkan strategi dan kebijakan luar negeri. 

Realisme mengedepankan kepentingan nasional dan kekuasaan negara sebagai sarana pencapaian keamanan. Realisme juga menginterpretasikan dominasi negara dalam politik luar negeri sebagai manifestasi dari upaya survival dalam sistem internasional anarkis.

Presiden Jokowi saat berbicara pada Pleno KTT ke-31 ASEAN di Manila, Filipina, Senin (13/11). (Foto: BPMI via setkab.go.id)
Presiden Jokowi saat berbicara pada Pleno KTT ke-31 ASEAN di Manila, Filipina, Senin (13/11). (Foto: BPMI via setkab.go.id)

Sejak Jokowi menjabat sebagai presiden pada tahun 2014, Indonesia telah menunjukkan sikap yang lebih asertif dalam politik luar negerinya. Hal ini terlihat dari beberapa kebijakan luar negeri yang diambil oleh pemerintah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun