Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"The Clash of Nations" di Era Transisi Energi

29 Januari 2024   01:00 Diperbarui: 29 Januari 2024   01:05 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di halaman 250, Yergin menegaskan bahwa “transisi energi akan menciptakan peluang dan tantangan baru bagi negara-negara di seluruh dunia. Negara-negara yang dapat beradaptasi dengan perubahan ini dan mengembangkan strategi energi yang efektif akan memiliki keuntungan geopolitik yang signifikan.”


Sumber-sumber persaingan
Pertama, persaingan untuk akses ke sumber daya energi baru, seperti minyak serpih dan gas alam cair (LNG), akan meningkat. Negara-negara dengan cadangan sumber daya ini, seperti AS dan Rusia, akan memiliki keuntungan geopolitik.

Persaingan untuk mendapatkan akses ke pasar energi baru, terutama di Asia, juga akan meningkat. China, dengan ekonominya yang berkembang pesat, akan menjadi pasar energi yang semakin penting.

Persaingan kedua adalah mengembangkan teknologi energi bersih yang lebih maju akan meningkat. Negara-negara yang memimpin dalam pengembangan teknologi ini, seperti AS dan China, akan memiliki keuntungan geopolitik yang signifikan.

Terakhir, persaingan dalam merespon perubahan iklim dikhawatirkan memperburuk ketegangan geopolitik dan dapat menyebabkan konflik. Negara-negara perlu bekerja sama untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi dampaknya.

Beberapa Kasus

AS ingin mempertahankan dominasi geopolitiknya dan mempromosikan nilai-nilainya di dunia. AS ingin menjadi pemimpin dalam transisi energi dan teknologi rendah emisi. Namun, AS juga menghadapi tantangan dari shale gas dan politik domestik yang terpolarisasi.

Rusia adalah pengekspor energi terbesar di dunia dan memiliki cadangan minyak dan gas alam yang besar. Rusia menggunakan energi sebagai alat geopolitik untuk menekan negara lain dan memajukan kepentingannya. Namun, Rusia menghadapi tantangan dari transisi energi global dan sanksi Barat.

China adalah konsumen energi terbesar di dunia dan importir minyak terbesar. China berinvestasi besar-besaran dalam energi terbarukan dan teknologi rendah emisi untuk mengurangi ketergantungannya pada impor energi dan meningkatkan ketahanan energinya. Namun, China juga menghadapi tantangan dari polusi udara dan emisi gas rumah kaca yang tinggi.

Sementara itu, negara-negara Timur Tengah memiliki cadangan minyak dan gas alam yang besar. Mereka ingin mempertahankan peran mereka sebagai pemasok energi utama dunia. Namun, Timur Tengah menghadapi tantangan dari transisi energi global dan meningkatnya ketegangan regional.


Beberapa poin penting di buku ini, antara lain: Pertama, transisi energi akan menciptakan peluang dan tantangan baru bagi negara-negara di seluruh dunia. Kedua, negara-negara perlu bekerja sama untuk mengatasi perubahan iklim dan membangun sistem energi global yang lebih berkelanjutan dan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun