Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Faktor Jokowi sebagai Soft Power bagi Elektabilitas Capres 2024

23 Januari 2024   22:31 Diperbarui: 25 Januari 2024   07:00 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers secara daring dari Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (19/4/2023).(dok. Sekretariat Presiden via kompas.com)

Dalam konteks Pilpres 2024 di Indonesia, konsep soft power ini dapat digunakan untuk menganalisis fenomena yang dikenal sebagai "Jokowi Effect". Joko Widodo atau Jokowi, sebagai Presiden Indonesia dua periode, telah meninggalkan jejak yang signifikan dalam politik Indonesia. 

Kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi selama masa pemerintahannya berpengaruhi pada elektabilitas calon presiden. Tingkat kepuasan publik kepada kinerja pemerintahan Presiden Jokowi melebihi 75%. 

Tingginya angka itu disebabkan oleh gaya kepemimpinan Jokowi yang pro-rakyat dan berani menghadapi pejabat regional yang kuat. Kepopuleran dan citra positif Jokowi sebagai pemimpin yang berorientasi pada aksi dan hasil nyata, serta dekat dengan rakyat, berdampak pada elektabilitasnya. 

Ini adalah contoh dari penerapan soft power dalam politik domestik. Jokowi Effect sangat diyakini menjadi faktor penting dalam menentukan elektabilitas calon presiden pada Pilpres 2024. Ketiga capres berusaha memperebutkan ceruk elektoral yang puas dengan kinerja Jokowi.  

Faktor Penting

Faktor Joko Widodo atau yang sering disebut "Jokowi Effect" memang memiliki pengaruh terhadap elektabilitas calon presiden Indonesia 2024. 

Beberapa aspek pentingnya, antara lain: Pertama, pergeseran pemilih. Faktor pergeseran pemilih Jokowi, antara yang puas dan tidak puas, menjadi salah satu penyebab elektabilitas beberapa calon presiden melejit.

Kedua, dukungan Jokowi. Dukungan Jokowi bisa memberikan pengaruh terhadap elektabilitas, terutama jika persaingan elektabilitas antar calon presiden sangat ketat.

Ketiga, kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi. Kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi selama masa pemerintahannya juga berpengaruh. Hasil survei menunjukkan adanya tren kenaikan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi pada tahun 2023.

Meskipun "Jokowi Effect" memiliki pengaruh elektoral, namun elektabilitas capres tentu saja tidak sepenuhnya ditentukan oleh faktor ini saja.

Faktor lain, misalnya, dukungan dari organisasi relawan Jokowi juga berperan penting dalam "Jokowi Effect". Ratusan organisasi relawan Jokowi telah mendeklarasikan dukungan mereka kepada Jokowi dan berjanji akan mengikuti arahan dari Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun