Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Indonesia Bukan Penonton di Panggung Diplomasi Global

10 Januari 2024   12:33 Diperbarui: 11 Januari 2024   02:43 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik calon presiden (capres) Anies Baswedan terhadap performa diplomasi Indonesia pada debat capres pada 7 Januari 2024 lalu masih menarik ditanggapi. Pada debat itu, salah satu pandangan Anies adalah Indonesia hanya sebagai penonton di berbagai forum global. 

Kebetulan sehari setelah debat itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengadakan kegiatan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM). Pada pidatonya, Menlu Retno Marsudi secara langsung menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain utama di panggung global.

Dalam pandangan saya, pernyataan capres nomer 1 itu cenderung tidak kontekstual dan ahistoris. Tidak kontekstualnya adalah pandangan itu tidak didasarkan pada kenyataan selama ini, khususnya 9 tahum pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pernyataan capres itu juga dapat dikatakan ahistoris karena tidak merujuk pada sejarah diplomasi Indonesia sejak merdeka hingga pemerintahan saat ini.

Sejak memimpin Indonesia pada 20 Oktober 2014 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menorehkan beragam capaian konkret dalam bidang politik luar negeri dan diplomasi Indonesia. 

Berbagai forum regional dan internasional kerap memuji kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Jokowi, yang dinilai semakin meningkatkan pengaruh dan peran aktifnya.

liputan6.com
liputan6.com

Capaian Diplomasi
Beberapa capaian diplomasi di bawah ini merupakan catatan dari PPTM 2024. Pertama, di kancah ASEAN, kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Jokowi diakui telah berperan besar dalam menjaga kohesi dan mencegah disintegrasi (Balkanisasi) ASEAN di tengah konstelasi geopolitik global yang semakin kompleks. 

Pada 2023 lalu misalnya, Majalah The Strait Times menyebut keketuaan Indonesia telah berhasil menavigasi ASEAN di tengah situasi penuh tantangan. Indonesia menjalankan peran kepemimpinan alamiah (natural leadership) di ASEAN, sehingga organisasi regional itu tetap relevan di tengah dinamika global hinga saat ini. 

Ambruknya Uni Soviet di akhir 1990an, krisis Asia 1997, serangan terorisme global, krisis Euro, pandemi Covid-19, rivalitas Amerika Serikat (AS)-China di Asia (Indo-Pasifik), dan pertarunagn AS-Rusia di Eropa (berbagai kawasan) merupakan titik-titil kritis bagi ASEAN untuk tetap relevan dengan dukungan kepemimpinan Indonesia.

Kedua, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020. Indonesia mengusulkan penyusunan resolusi tentang women in peacekeeping operations. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun