Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Cawapres 2024: Menunggu 'Drama' Gibran...

22 Desember 2023   17:51 Diperbarui: 22 Desember 2023   17:52 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cloud.jpnn.com/photo/galeri/watermark/2019/10/24/IMG_20191024_122956.jpg

Sebaliknya, pemilih juga memiliki beberapa kekhawatiran terhadap cawapres Gibran. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah usianya yang masih muda. Gibran baru berusia 33 tahun pada tahun 2024. Ia akan menjadi calon wakil presiden termuda dalam sejarah Indonesia.

Usia yang masih muda memang lebih dianggap menjadi kelemahan bagi Gibran, khususnya untuk jabatan wakil presiden. Gibran dianggap belum memiliki pengalaman yang cukup untuk memimpin Indonesia. Apalagi naiknya Gibran menjadi cawapres melalui jalan berliku yang cenderung menciderai demokrasi Indonesia.

Selain itu, pemilih juga mengkhawatirkan kemungkinan Gibran hanya akan menjadi boneka dari ayahnya, Presiden Joko Widodo. Kemungkinan-kemungkinan itu membuat sebagian masyarakat tidak mempercayai kemandirian Gibran dari ayahnya, jika terpilih menjadi wakil presiden.

Drama Menunggu Gibran

Menunggu Gibran pada debat calon wakil presiden nanti malam dapat diibaratkan dengan menunggu Godot. Dalam drama berjudul Waiting for Godot karya Samuel Beckett, ada dua tokoh utama --- yaitu, Vladimir dan Estragon--- yang menghabiskan waktu dengan menunggu kedatangan seorang pria bernama Godot. Godot digambarkan sebagai sosok yang misterius dan tidak jelas keberadaannya.

Begitu pula setidaknya dengan menunggu Gibran. Gibran memang sosok yang cukup populer. Dia juga memiliki beberapa kelemahan seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Para pemilih, terutama pemilih generasi Z dan milenial, menunggu Gibran untuk membuktikan kemampuannya melalui debat cawapres nanti malam. Mereka berharap bahwa Gibran dapat menjadi pemimpin yang mewakili aspirasi mereka dan mengimbangi cawapres lain yang lebih senior dan jauh lebih berpengalaman dalam pengetahuan dan debat.

Seperti Godot, Gibran juga digambarkan sebagai sosok yang misterius. Ia belum pernah memberikan penampilan yang signifikan di panggung politik. Penonton televisi terbiasa dengan gambaran Gibran yang menjawab pertanyaan-pertanyaan Najwa Shihab, misalnya, dengan kata-kata "biasa." 

Ketidakjelasan 'keberadaan' Godot dan Gibran ini telah membuat para pemilih merasa agak cemas dan gelisah. Mereka tidak tahu apakah Godot atau Gibran akan benar-benar datang dan mampu menghadapi tantangan debat cawapres 2024.

Debat calon wakil presiden nanti malam akan menjadi momen penting untuk menentukan apakah Gibran akan benar-benar datang. Datang dengan kemampuannya memimpin, mengelola dan menyelesaikan persoalan-persoalan di kota Solo. 

Jika ia mampu memberikan penampilan yang baik dalam debat tersebut, maka Gibran dapat memiliki peluang yang besar untuk memenangkan hati pemilih. Namun, jika gagal menunjukkan kemampuannya, maka Gibran diperkirakan semakin memperkuat kekhawatiran pemilih terhadapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun