Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pendekatan ASEAN bagi Penyelesaian Krisis Myanmar

31 Juli 2023   21:20 Diperbarui: 1 Agustus 2023   07:02 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan para Menteri Luar Negeri se-ASEAN (ASEAN Ministers' Meeting/AMM) ke 56 di Juli 2024 berlangsung dalam suasana lebih panas dari biasanya. Penyebabnya adalah langkah diplomasi Thailand bertemu dengan berbagai pihak yang terlibat konflik di Myanmar.

ASEAN, dalam komunike bersama yang dirilis setelah AMM ke-56, menegaskan kembali bahwa Konsensus Lima Poin (5 Point Consensus/5PC) tetap menjadi acuan utama ASEAN untuk mengatasi krisis politik di Myanmar. 

Pernyataan itu disampaikan Menlu Indonesia Retno Marsudi menanggapi pertemuan informal yang diinisiasi Thailand dengan mengundang para menteri ASEAN dan junta Myanmar, pertengahan Juni lalu.

Pada kenyataannya, pertemuan itu bersifat informal dari sebuah negara ASEAN, yaitu Thailand yang dihadiri hanya oleh Menlu tuan rumah dan Menlu Laos. Lebih lanjut, Menlu Retno menegaskan bahwa langkah diplomasi Thailand itu dipandang bukan merupakan main track (langkah utama) dari ASEAN, seperti termaktub dalam 5PC.

Diplomasi Thailand

Seperti diketahui bersama, Thailand telah mengambil langkah berbeda dalam penyelesaian isu di Myanmar. Hingga AMM itu, negeri Gajah Putih itu telah menggelar sedikitnya tiga pertemuan yang mengundang perwakilan junta Myanmar.

Menlu Thailand Don Pramudwinai memandang tindakan tersebut sebenarnya telah merujuk pada kesepakatan para pemimpin ASEAN berdasarkan dokumen Tinjauan dan Keputusan Implementasi 5PC. 

Pada artikel 14 dari dokumen hasil dari KTT ASEAN 2022 di Phnom Penh, Kamboja, berisi “ASEAN akan mempertimbangkan untuk menjajaki pendekatan lain yang dapat mendukung pelaksanaan Konsensus Lima Poin”.

Bagi Thailand, pendekatan itu bukan berarti legitimasi terhadap kekuasaan junta militer Myanmar. Pertemuan itu sangat berbeda dengan pertemuan ASEAN. Kedatangan junta militer ke pertemuan ASEAN bisa diartikan sebagai legitimasi. 

Sementara itu, Indonesia dan sebagian besar negata anggota ASEAN tidak menghadiri pertemuan-pertemuan dengan junta Myanmar yang diinisiasi oleh Thailand. Sikap mereka sejakan dengan kebijakan ASEAN yang tidak mengundang perwakilan politik Thailand di bernagai pertemuan ASEAN dan ASEAN dengan negara-negara mitranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun