Imbauan pemerintah agar masyarakat menahan diri tidak ke luar rumah bisa dianggap gagal jika melihat kemacetan di Kota Jogja di masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ibaratnya, liburan Nataru adalah litani kemacetan dalam dinamika perjalanan hidup yang harus dijalani manusia. Ada saat seseorang harus berhenti sebentar, lalu meneruskan kegiatan lagi. Dari satu kawasan wisata ke kawasan lain. Dari Malioboro ke Kraton atau tempat wisata lain di Jogja.
Banyak orang berpandangan bahwa masa liburan harus disempatkan ke Yogyakarta. Repotnya, sekarang semakin banyak orang memiliki pandangan seperti itu. Akibatnya, Jogja yang macet di hari-hari biasa menjadi semakin macet di hari libur, termasuk liburan Nataru.
Ritual macet Kota Jogja sebenarnya bukan hal istimewa. Bahkan ada yang mengatakan macetnya Jogjaitu harus dinikmati, seperti slogan kota ini: Jogja berhati nyaman:) Justru yang lebih istimewa adalah sudah tahu Jogja macet kok ya masih banyak orang berlibur di kota budaya ini. Ada banyak alasan tentu saja yang mendorong orang berbondong-bondong mengunjungi kota pelajar ini.
Tulisan ini mengajak pembaca yang sudah, atau belum, atau sedang berkunjung ke kota 100 kampus lebih ini untuk menghindari kemacetan. Catatan pentingnya adalah kemacetan tidak bisa dikurangi, tapi sebaiknya dihindari. Tulisan ini tetap dalam semangat: liburan tidak ke Jogja itu bukan liburan namanya... hehehe...
Pengalaman hidup sebagai mahasiswa asal luar Kota Jogja dan kemudian menjadi penduduk Jogja menjadi dasar bagi tulisan ini. Tulisan ini tentu saja bukan ditujukan untuk penghuni Jogja yang sudah terbiasa hidup dalam kemacetan.
Paling tidak, ada empat (4) cara ampuh menghindari macet pada saat liburan Nataru di Jogja. Cara pertama, menginaplah di hotel-hotel yang agak jauh dari pusat-pusat keramaian di Kota Jogja, misalnya daerah Malioboro. Menginap di daerah Malioboro memang menyenangkan.Â
Di kawasan itu, semua tersedia dalam jangkauan jalan kaki (walking distance) dan bakal nyaman jika hanya jalan kaki. Namun jika anda membawa atau menyewa mobil, biasanya mengalami kesulitan untuk menggunakan mobil keluar-masuk hotel di kawasan Malioboro.
Selain itu, kenali juga wilayah-wilayah padat kota ini, misalnya di jalan Solo di dekat Ambarukmo Plaza. Suatu kali seorang teman menginap di hotel di daerah itu karena merasa jauh dari Malioboro, namun dia tidak bisa dengan mudah menggunakan mobil dari dan ke hotel.
Cara kedua, mulailah dipikirkan tidak Malioboro-sentris untuk berwisata ke Jogja. Cara ini tisak sekedar menghimbau para pelancong menginap di luar kawasan pusat wisata itu, namun mendorong anda melirik daerah wisata alternatif di sekitar Kota Jogja.
Harap ingat, Yogyakarta meliputi lima (5) kabupaten dengan tawaran wisata khas. Kabupaten Sleman, misalnya, memiliki kawasan wisata di lereng Gunung Merapi, misalnya Kaliurang. Begitu juga dengan Gunung Kidul yang memiliki wilayah-wilayah pantai di Selatan Kota Jogja.Â