Kemungkinan macet lainnya di jalan masuk menuju Yogyakarta, namun saya tidak mengalaminya. Di hari-hari libur biasa, jalan masuk ke Yogyakarta sering macet, apalagi di libur Lebaran kali ini. Apalagi ada dua mall besar di jalan Magelang yang di daerah Sleman dan dekat ring road Utara di kota Yogya.
Untuk menghindari macet sebelum masuk Jogja, saya belok kiri setelah melewati jembatan Salam. Dari situ, perjalanan lanjut ke arah Timur di Turi Sleman, lalu ke Selatan ke arah Monumen Jogja Kembali (Monjali).Â
Perjalanan memang berkelak-kelok dan cenderung sepi dari lalu-lalang mobil lainnya. Namun suasana desa Turi dan tanaman salak di sepanjang jalan menjadi ciri khas daerah itu.
Mudik dan arus balik di Lebaran ini membuat saya tahu bedanya jalan tol dan non-tol. Menikmati (arus) mudik dan arus balik itu tanpa harus disertai emosi marah, apalagi harus stres. Menikmati perjalanan adalah kunci. Menikmati melihat orang bahagia keluar dari kamar mandi di toilet-toilet SPBU yang gratis.Â
Berbinar mata melihat orang berganti baju dengan santai di samping ruang bagasi sebuah bus. Terseyum sendiri menikmati pemandangan ada seorang bapak memasukkan anaknya dari belakang mobil. Atau mengajak bergurau seisi mobil ketika melihat sebuah mobil di pinggir jalan tol demi mengantar anaknya buang air kecil.
Semua itu sekadar gambaran ketika berada di jalanan sambil menikmati arus mudik dan balik sambil tersenyum dan tertawa. Sekali lagi, mudik dan arus balik perlu dinikmati, setelah dua kali Lebaran sebelumnya tidak bisa dilakukan karena pandemi Covid-19.Â
Dengan cara itu, perjalanan di mobil tetap dalam suasana gembira. Arus balik berjalan aman dan nyaman. Aura gembira dan bahagia itu tidak hilang begitu saja ketika sampai di rumah masing-masing:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H