Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mungkinkah Myanmar Dikeluarkan dari ASEAN?

8 April 2022   02:23 Diperbarui: 8 April 2022   08:03 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barikade militer Myanmar (AFP PHOTO/THET AUNG  via KOMPAS.com)

Selain itu, usulan menangguhkan keanggotaan Myanmar di ASEAN tampaknya tidak akan disepakati oleh para pemimpin negara-negara anggota ASEAN lainnya. Ke-9 negara anggota ASEAN diyakini berpandangan lebih baik Myanmar tetap berada di dalam ketimbang di luar ASEAN. Lokasi geografis dan kedekatan tradisional Myanmar dengan China menjadi pertimbangan ASEAN.

Pertimbangan lainnya adalah bahwa ASEAN secara tradisional tidak memiliki persyaratan mengenai bentuk pemerintahan negara anggotanya. Kenyataan bahwa ke-9 anggota lainnya memiliki bentuk pemerintahan dan sistem politik berbeda menjadikan usulan mengeluarkan Myanmar tidak dapat dilakukan dengan mudah.

Dinamika hubungan antara ASEAN dan Myanmar memang memperlihatkan bahwa jalan perundingan tampaknya sudah berakhir atau menemui jalan buntu. Sikap ASEAN terhadap Myanmar selalu menjadi perhatian negara-negara di kawasan. China, India, dan negara lain yang berbatasan dengan Myanmar masih menimbang sikap keras terhadap Myanmar. 

Akibatnya, sebuah mekanisme baru atau alternatif diperlukan untuk memobilisasi sumber daya regional demi mencegah krisis Myanmar semakin memburuk dan menimbulkan lebih banyak korban.

Mekanisme alternatif itu, pertama, adalah kemungkinan melibatkan partisipasi kelompok-kelompok non-negara di kawasan ini. Salah satunya mendorong mekanisme regional yang telah dibangun ASEAN sendiri, yaitu ASEAN Intergovernmental Committee on Human Rights (AICHR). 

Pilihan alternatif kedua adalah melibatkan junta militer untuk mengembalikan demokrasi di Myanmar. Selain alasan inklusivitas, partisipasi junta ditujukan untuk memastikan mereka terikat lebih pada kesepakatan-kesepakatan yang dibuat.

Upaya-upaya lain bisa dengan cara melibatkan organisasi internasional atau negara lain di luar kawasan Asia Tenggara, seperti PBB.

Namun demikian, pilihan terakhir ini sangat sensitif dan selalu dihindari ASEAN. Prinsip sentralitas selalu dipegang ASEAN karena menempatkan ASEAN sebagai pengelola utama bagi konflik dan kerjasama di Asia Tenggara. 

Dengan prinsip sentralitas itu, ASEAN tidak bakal menangguhkan keanggotaan atau mengeluarkan Myanmar. Bagi ASEAN, keanggotaan Myanmar tetap memberikan peluang bagi ASEAN untuk menyelesaikan krisis di negara itu.

Semua pilihan itu, akhirnya, sangat tergantung pada junta militer Myanmar. Sejauh mana junta militer Myanmar menempatkan ASEAN dalam hubungan internasionalnya akan sangat menentukan sikap dan tindakannya. 

Myanmar sudah menjadi anggota ASEAN selama hampir seperempat abad. Banyak manfaat telah diperoleh Myanmar sebagai anggota ASEAN.

Oleh karena itu, Myanmar harus segera mempertimbangkan kepatuhannya pada lima poin konsensus ASEAN dan membuka dialog dengan ASEAN. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun