Pertemuan Menteri Luar Negeri se-ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM) pada 17 Januari mendatang terpaksa batal diselenggarakan. Informasi resmi dari pemerintah Kamboja menyebutkan bahwa pembatalan tersebut disebabkan oleh perkembangan pandemi Covid-19 yang mengkhawatirkan pada akhir-akhir ini.Â
Alasan ini memang tidak dapat dibantah mengingat varian Omicron telah menyebar ke berbagai negara. Akibatnya, negara-negara tertentu menerapkan kembali kebijakan pembatasan lalu lintas internasional.
Namun demikian, para pengamat menganggap faktor pandemi itu hanya sekadar alasan dari pihak Kamboja saja. Kemungkinan besar penyebab pertemuan tingkat menteri ASEAN itu batal adalah ketidaksepakatan di antara 10 negara anggota ASEAN terhadap kunjungan dan dampaknya terhadap kesepakatan ASEAN mengenai penyelesaian krisis di Myanmar, yaitu 5 Poin Konsensus.Â
Kenyataan pahit ini harus dihadapi PM Hun Sen. Banyak negara anggota ASEAN tidak setuju dengan langkah PM Kamboja Hun Sen mengunjungi Myanmar pada 10 Januari lalu.Â
Di satu sisi, kunjungan PM Hun Sen dapat dianggap sebagai langkah terobosan. PM Kamboja itu merupakan pemimpin pertama di Asia Tenggara yang mengunjungi dan bertemu pemimpin militer Myanmar, yaitu Jenderal Min Aung Hlaing sejak kudeta militer terhadap pemerintahan demokratis pada 1 Februari 2021.
ASEAN berkembang menjadi sangat dinamis pada awal 2022 ini. Sayangnya, perkembangan organisasi regional di Asia Tenggara itu justru memburuk, khususnya berkaitan dengan upaya ASEAN dalam penyelesaian krisis domestik di Myanmar. Kekhawatiran terbesarnya adalah perpecahan di antara ke-sepukuh negara anggota ASEAN.
Indikasi Perpecahan
Di sisi lain, kunjungan itu justru menggambarkan perpecahan di antara ke-10 negara anggota ASEAN. Beberapa pemimpin ASEAN ---misalnya Presiden Joko Widodo--- menelepon PM Hun Sen dan menegaskan perlunya perwakilan non-politik mewakili Myanmar jika pemerintahan definitif belum terbentuk atau terpilih.Â
Selain itu, indikasi perpecahan sudah tampak sejak awal upaya ASEAN menempuh langkah-langkah penyelesaian drama di Myanmar hingga terbentuk konsensus mengenai 5 poin ASEAN pada KTT Khusus mengenai Myanmar di Jakarta pada April 2021.Â