Walaupun tahun berganti, Bali Democracy Forum (BDF) tetap diselenggarakan setiap tahun, bahkan di masa pandemi Covid-19. BDF merupakan salah satu agenda penting dalam politik luar negeri Indonesia.Â
Sejak diluncurkan pada 2008, perhelatan BDF 2021 merupakan yang kedua kalinya di masa pandemi. Oleh karena itu, tema BDF 2021 masih mengaitkan demokrasi dan pandemi, yaitu menegaskan bahwa pandemi Covid-19 tidak boleh melunturkan nilai demokrasi di dunia.
Ada kekawatiran bahwa pandemi covid-19 memperlebar kesenjangan antara negara maju dan berkembang. Catatan penanggulangan pandemi Covid-19 secara global menunjukkan ketimpangan itu.Â
Jadi, 80 persen penduduk yang telah menerima vaksin berasal dari negara-negara besar. Sebaliknya, dengan persentase yang sama maka  penduduk di negara-negara miskin belum mendapatkan vaksin.
Selama pandemi, muncul kecenderungan bahwa sebagian besar dari negara-negara miskin itu yang penduduknya belum divaksin itu memiliki sistem politik kurang demokratis.Â
Namun demikian, kecenderungan itu tidak berlaku sebaliknya. Hingga saat ini tidak ada kaitan bahwa semakin banyak penduduk yang divaksinasi maka semakin demokratis sebuah negara.
Dalam konteks itu, WHO sebagai otoritas kesehatan global selalu menghimbau negara-negara besar agar mendukung inisiatif vaksin multilateral. Inisiatif itu bertujuan untum mengurangi ketimpangan vaksinasi penduduk dunia.Â
Banyak pihak meyakini bahwa penanganan tuntas pandemi akan berdampak signifikan kepada pemulihan ekonomi global. Upaya itu membutuhkan penanganan bersama dan karenanya dibutuhkan kesetaraan antar-bangsa dalam mengakses vaksin Covid-19.
Demokrasi dan pandemi
Melalui BDF, Indonesia memberikan ruang-ruang diplomasi bagi perwakilan dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dalam berdemokrasi di masa pandemi ini. BDF pertama kali diselenggarakan pada 2008 atau sepuluh tahun sejak reformasi demokrasi di Indonesia.Â