Piala Sudirman tetap berjalan walaupun dunia masih dilanda pandemi Covid-19. Kejuaraan bulutangkis internasional Piala Sudirman merupakan salah satu dari rangkaian kejuaraan bulutangkis di berbagai negara.Â
Walaupun diadakan secara berpindah di negara-negara berbeda dan dimenangkan oleh negara lain, Piala Sudirman merupakan salah satu simbol diplomasi olahraga Indonesia di cabang olahraga (cabor) bulutangkis atau badminton. Â
Berbeda dengan berbagai kejuaraan bulutangkis lainnya yang diselenggarakan di sebuah negara secara menetap ---termasuk All England Cup--- sebagai turnamen tahunan di negara itu, Piala Sudirman diadakan setiap dua tahun di negara berbeda.Â
Selain itu, Piala Sudirman tidak memperebutkan hadiah uang. Para pemain bertanding hanya untuk membela nama negara dan memperoleh poin peringkat BWF.
Sebagai lambang atau simbol bagi diplomasi olahraga Indonesia, nama Sudirman diambil dari nama tokoh perbulutangkisan Indonesia, yaitu almarhum Dick Sudirman. Beliau adalah salah satu pendiri Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan dikenal juga sebagai bapak bulu tangkis Indonesia.Â
Dibandingkan dengan cabang olahraga (cabor) lainnya, bulutangkis atau badminton memang telah menjadi salah satu olahraga yang sering mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.Â
Di masa pandemi ini, cabor badminton bahkan melambungkan nama Indonesia melalui raihan 1 emas di Olimpiade dan 2 emas di Paralympic Tokyo 2021 lalu. Hingga saat ini, capaian tersebut tampaknya belum dapat disaingi cabor lainnya.
Indonesia mencetuskan kejuaraan ini untuk pertama kalinya di tahun 1986. Piala Sudirman yang pertama digelar di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta pada 24-29 Mei 1989.Â
Pada kejuaraan tersebut, Indonesia berhasil tampil sebagai juara dengan mengalahkan Korea Selatan dengan nilai 3-2. Itulah satu-satunya gelar Piala Sudirman yang pernah diraih Indonesia.
Dalam kejuaraan Piala Sudirman 2021 di Vantaa, Finlandia, Indonesia tentunya berharap dapat merebut juara dan membawa kembali piala itu ke Indonesia di 2021 ini.Â