Meskipun demikian, banyaknya mahasiswa yang berminat memanfaatkan isu konflik Israel-Palestina ini ternyata menimbulkan potensi persoalan. Salah satu persoalan itu adalah kemungkinan kesamaan topik bahasan di berbagai paper atau skripsi.Â
Kenyataan ini memerlukan strategi atau cara khusus agar setiap paper atau skripsi tetap berbeda. Dengan cara itu, mahasiswa akan terhindar dari praktek plagiarisme.Â
Lalu, bagaimana cara melakukannya?
1. Sudut pandang berbeda
Dalam studi HI, sudut pandang bisa dibedakan dari sisi Realisme, Liberalisme, atau Konstruktivisme. Realisme bisa merujuk pada kepentingan nasional dari Israel dan Palestina. Dengan sudut pandang berbeda, mahasiswa memperoleh variasi bahasan mengenai konflik Israel-Palestina.
2. Aktor-aktor
Fokus paper atau skripsi bisa pada aktor-aktor tertentu. Aktor bisa meliputi negara dan non-negara, baik di dalam maupun di luar negara Israel-Palestina. Bahasan bisa juga tidak sekedar di tingkat nasional (seperti pemerintah Israel atau otoritas Palestina), namun bisa lebih diarahkan ke tingkat kelompok-kelompok.Â
Bahasan mengenai kelompok di Palestina (Hamas dan Fatah) atau Israel (Yahudi atau Zionis), dan bahkan kelompok lain (seperti Kurdi) di negara-negara lain di Timur Tengah bisa menjadi sangat menarik. Apalagi jika kelompok-kelompok di negara berbeda itu memiliki hubungan.
3. Konteks nasional, bilateral, regional, atau internasional.
Konteks ini sangat penting bagi tugas paper, webinar, dan skripsi. Dengan konteks yang berbeda itu, variasi isu konflik Israel-Palestina menjadi sangat beragam.Â
Konteks internasional, misalnya, mendorong mahasiswa untuk membahas kepentingan AS, Rusia, China, atau Uni Eropa dalam konflik Israel-Palestina. Begitu pula dengan kepentingan regional dari negara-negara itu.
Dengan ketiga manfaat dan cara itu, kita bisa membayangkan betapa banyak kegiatan mahasiswa menggunakan isu konflik Israel-Palestina itu. Dengan lebih dari 80 jurusan HI di Indonesia dan rata-rata 70an mahasiswa di setiap kampus, isu konflik itu bakal menjadi topik populer.
Bahasan isu itu tentu saja tidak terbatas di studi HI. Bagi mahasiswa di rumpun ilmu sosial, konflik kedua negara itu memberikan informasi atau data melimpah. Maksud dari melimpah ini adalah dalam rentang waktu, aktor-aktor yang terlibat, berbagai isu yang terkait dengan isu utama dari konflik, dan seterusnya.Â
Banyak informasi terkini mengenai isu konflik itu tersedia di berbagai portal media mainstream online maupun lembaga-lembaga atau pusat penelitian (research centers).Â
Mahasiswa psikologi, misalnya, bisa membahas pengaruh konflik terhadap kondisi psikis anak-anak. Mereka dari fakultas ekonomi bisa menulis pengaruh konflik terhadap ekonomi makro Palestina.Â