Bagi mahasiswa, menulis reviu paper dari jurnal akademik menjadi salah satu tugas utama sebelum mencapai tahap menulis skripsi. Tugas lain bisa berupa menulis esai pendek, artikel opini, resensi buku, paper, dan lain-lain. Masing-masing tugas menulis itu memiliki ketentuan berbeda.
Ketika dihadapkan pada tugas me-reviu paper ini, salah satu pertanyaan mahasiswa adalah apa isi dari reviu paper? Pertanyaan itu amat penting karena akan mempengaruhi kualitas reviu dan, akhirnya, nilai.
Untuk memudahkan menulis reviu, beberapa pertanyaan di bawah ini diyakini dapat membantu mahasiswa.
1. Apa isi umum dari paper atau artikel?
Tidak ada cara lain untuk menjawab pertanyaan ini, kecuali membaca paper dari depan sampai belakang. Membaca secara keseluruhan. Wah berat ini. Ya memang berat, namanya juga tugas kuliah. Meski begitu, ada dua pilihan cara membacanya.Â
Pilihan pertama, membacanya pelan-pelan dan menyeluruh sehingga bisa memahami isi umum dan detil dari paper itu. Dengan cara ini, kita bisa memahami isi paper sejak awal. Selanjutnya, kita tidak perlu membaca seperti itu lagi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
Pilihan kedua adalah dengan cara membaca sekilas atau skimming. Membaca sekilas ini harus dengan hati-hati membaca bagian-bagian tertentu agar bisa dibangun isi umum dari paper yang mau direviu. Bagian itu misalnya adalah alinea terakhir di bagian pendahuluan dan bagian kesimpulan. Paper yang baik biasanya 'memberitahu' pembaca mengenai isi atau argumen paper di kedua bagian itu.
2. Apa argumen paper itu? Bagaimana penjelasan argumen? Apakah perlu contoh?
Argumen ini merupakan posisi penulis dalam perdebatan mengenai tema/topik khusus? Upayakan argumennya dirangkum secara singkat dalam dua hingga tiga kalimat pendek. Tujuannya adalah agar jelas, fokus, dan mudah dipahami.
Setelah itu, penjelasan dari argumen itu bisa ditulis sebanyak 1 hingga 2 paragraf. Panjang-pendeknya penjelasan mengenai argumen ini bisa juga fleksibel, yaitu tergantung pada kemampuan penulis untuk menyusun kalimat-kalimat untuk menjelaskan argumen itu. Jika 1 paragraf cukup untuk menjelaskan, maka penjelasan terhadap argumen dari paper itu tidak perlu lebih panjang.
Setelah argumen dan penjelasannya, paper reviu kadang-kadang memerlukan contoh. Di tahap ini, penulis reviu bisa menulis ulang contoh yang ada di paper atau artikel yang direviu itu secara lebih singkat dan mudah dipahami.
Apakah bisa menggunakan contoh lain dari penulis sendiri? Pilihan ini tentu saja sangat terbuka dilakukan. Selama contoh lain tetap memiliki ide yang sama, yaitu mendukung argumen utama dari paper itu, maka contoh yang berbeda itu justru menambah pemahaman mengenai argumen paper.
3. Bagaimana posisi penulis atau tulisan dalam perkembangan isu atau teori yang menjadi bahasan paper atau artikel?
Bagian ini merupakan bagian terpenting dalam membuat reviu paper atau artikel. Alasannya adalah bahwa bagian ini akan menunjukkan pengetahuan penulis terhadap paper atau artikel yang sedang direviu.