Hebohnya respon pemakai WhatsApp di Indonesia terhadap pengumuman terbaru dari pihak WhatsApp menunjukkan lemahnya posisi tawar mereka. Ada tiga kelompok user yang seperti ini. Kehebohan itu dapat ditemukan dalam bentuk pertama, yaitu gerutuan atau gerundelan terhadap aturan baru, tetapi tetap memakai WhatsApp.
Bentuk kedua adalah memakai apikasi alternatif seperti telegram dan signal, sembari tetap mempertahankan whatsapp. Lalu, bentuk ketiga adalah orang-orang yang berani meninggalkan atau uninstall aplikasi WhatsApp dan memulai ‘hidup baru’ menggunakan Telegram dan/atau Signal.
Ini aneh bahwa tidak ada perlawanan dari pengguna WhatsApp di Indonesia. Padahal jumlah pengguna WhatsApp di Indonesia termasuk yang paling banyak. Menurut data Digital Report 2019 dari We Are Social dan Hootsuite, 83 persen pengguna internet di Indonesia merupakan pengguna WhatsApp. Hingga akhir 2019, pengguna internet di Indonesia mencapai 171 juta jiwa atau sekitar 64 persen dari keseluruhan jumlah penduduk.
Jika dikalkulasi 83 persen dari jumlah pengguna internet Indonesia yang sebanyak 171 juta, berarti jumlah pengguna WhatsApp adalah 143 juta.
Kasus WhatsApp ini tampaknya menunjukkan bahwa number does not matter. Jumlah pemakai whatsapp ternyata tidak memberikan kesadaran bagi pemakai untuk secara aktif memobilisasi sikap kepada pihak WhatsApp atau Facebook indonesia.
Hampir tidak ada berita atau informasi tentang adanya ‘perlawanan’ dari pengguna kepada pihak WhatsApp atau Facebook Indonesia. Pencarian berita atau informasi ini tidak ditemukan di Google Search.
Kalaupun ada yang mempertanyakan kebijakan itu secara resmi, jumlahnya tidak terlalu signifikan. Informasi atau berita seperti ini pun ternyata tidak ditemukan di mesin pencari milik Google.
Sekali lagi. Sikap ini di luar dugaan mengingat pemakai media sosial di Indonesia biasanya sangat gaduh dan melakukan perlawanan jika ada hal-hal yang mengusik mereka. Untuk kasus ini, mereka diam saja dan ini menunjukkan secara gamblang betapa lemah posisi tawar pengguna WhatsApp di Indonesia.
Semoga berkenan dan terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H