Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pejuang Kata

6 November 2020   00:11 Diperbarui: 6 November 2020   00:25 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demi semburat pagi nan cerah
Kulari mencecap kuat nafasnya
Demi merebut smangat batinnya
Sebelum dibajak mentari siang

Dalam hening dan senyap di rumah suci
Ditingkahi madah penguat jiwa
Kupilih perikop penebal smangat
Demi meraup kuasa akal
Dalam damai dekapan sang Khalik

Kukayuh harapan ke dalam ruang nyali
Menepi selama akal mampu mengajak
Pagi demi pagi kuayunkan kata
Bersimpuh dengan nada pembuka cita
Tenggelam di kedalaman lautan makna
Bertapa menjauh dari tepian pantai

Seiring usainya batas pagi
Kusadari waktu makin menipis
Kupaksa berpetualang ke tepian
Demi menjadi pejuang kata-kata
Dalam nama Dia, sang pujangga makna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun