Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Baru 40 Hari Ketagihan Ber-kompasiana

22 Oktober 2020   13:17 Diperbarui: 22 Oktober 2020   19:45 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: M. Hbiar Kartayasa

Selamat ulang tahun ke-12 untuk Kompasiana. Senang rasanya bisa ikut merasakan suasana bahagia ini. Memang tidak kenal maka tak sayang. 

Sudah lama bergabung, tetapi rasanya baru mulai mengenal Kompasiana dalam satu bulan ini atau 40 hari ini. Dalam waktu yang relatif singkat ini, saya ternyata bisa ikut merayakan hari bahagia ini.

Kompasiana mulai membuat saya ketagihan menulis selama 40 hari ini. Padahal, tidak ada alasan khusus bagi saya tentang mengapa akhirnya menulis di Kompasiana ini. 

Saya tulis 'akhirnya' karena saya berharap Kompasiana menjadi 'pelabuhan' terakhir dalam menulis. Sebelumnya saya sudah berpetualang di empat portal opini.

Ada perbedaan mencolok antara tulisan-tulisan saya di Kompasiana dengan portal lain. Tulisan-tulisan di portal-portal itu semuanya berkaitan dengan berbagai isu hubungan internasional. 

Sedangkan di Kompasiana, tulisan saya sebagian besar tentang cara-cara menulis atau di luar zona nyaman tentang hubungan antar-negara. Ini memang sebuah kesengajaan atau by design.  

Bagi saya, ketagihan menulis di Kompasiana ternyata terasa menarik. Pertama, ada keleluasaan menulis berbagai topik tanpa batas dengan gaya bahasa bebas dan bentuk tulisan apa pun merupakan sebuah kemewahan bagi saya. Apalagi proses editing admin Kompasiana yang minimal menjadi daya tarik bagi saya.

Bebas menulis topik apa saja dengan bahasa tidak harus ber-EYD dan bentuk tulisan beraneka memang menjadikan Kompasiana berbeda dengan portal lain. 

Ini yang saya cari. Selama ini saya mengalami kesulitan menggunakan bahasa yang akrab dengan dan menyapa pembaca. Tulisan saya soal hubungan internasional cenderung formal dan kaku. 

Di Kompasiana, saya belajar lagi menulis dengan mencoba lebih reader-friendly. Masih kesulitan, tetapi ada kesempatan untuk berlatih lewat tulisan-tulisan saya selama ini.

Hal menarik kedua, berbagai faktor itu tampaknya memungkinkan saya menulis hampir tiap hari untuk Kompasiana ini. 

Ada semacam 'tagihan' untuk menulis yang sifatnya sukarela sebagai sebuah komitmen pribadi. Entah mengapa saya bisa melakukannya rutin dan terasa spontan tanpa merasa terpaksa. Yang ada adalah keinginan menulis. Motivasinya adalah menulis saja. Ada rasa ketagihan menulis.

Ketiga, yakin bahwa tulisan dimuat atau ditayangkan. Admin Kompasiana tetap sangat penting keberadaannya. Saya pernah mengalami hardikannya dan menghargai hal itu. Keleluasaan ini tidak membuat saya seenaknya, namun justru lebih berhati-hati. Editing tulisan dan cek-ricek data, misalnya, tetap harus dilakukan sebelum mengambil keputusan tayang tulisan.

'Jaminan' tulisan ditayangkan ini juga menjadi penentu ketagihan menulis di Kompasiana. Sebagai sebuah blog, kenyataan itu adalah salah satu sifat bawaannya. Namun bahwa blog itu membawa nama besar Kompas tentu saja menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan untuk diabaikan begitu saja.

Terakhir, ketagihan ber-Kompasiana ini tanpa disadari telah mengubah perilaku saya. Motivasi menulis tiap hari membuat saya lebih banyak menjelajah Kompasiana ketimbang portal lainnya. Satu portal berita favorit mulai terpinggirkan.

Ketagihan ber-Kompasiana ini bahkan mengurangi jam terbang saya berjalan-jalan di banyak sosial media. Dua minggu terakhir ini, petualangan saya dalam men-scroll up dan down Instagram, Facebook, dan Twitter telah berkurang. Perubahan perilaku browsing ini baru saya sadari akhir-akhir ini.

Semua ini merupakan proses saya berkenalan dengan Kompasiana dan, tentu saja, para Kompasianer selama 40 hari ini. Terus-terang saya masih kesulitan membaca makna dari angka-angka atau point di akun Kompasiana. Jadi, saya hanya fokus menulis saja dan itu saja sudah membuat ketagihan.

Apresiasi tinggi saya berikan kepada Kompasianer atas komentar dan pemberian rating-nya. Sungguh sapaan virtual ini memberi motivasi saya untuk terus menulis dan berjejaring virtual. 

Akhirnya Dirgahayu Kompasiana. Semoga ketagihan ber-Kompasiana menebarkan semangat kebaikan bagi kita semua. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun