Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dari Webinar 1: Ketika Kopi dan Diplomasi Bertemu

15 Oktober 2020   14:58 Diperbarui: 15 Oktober 2020   14:55 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.indotrading.com/menikmati-sedapnya-berbisnis-kopi-di-jerman/amp/

Melalui penjelasan itu, saya ingin mengatakan bahwa diplomasi itu berkaitan erat dengan nasionalisme. Isu nasionalisme kopi ini diangkat pada webinar tentang Prospek dan Posisi Kopi Indonesia. Pusat Studi GastroDiplomacy di Universitas Negeri Jember menjadi tuan rumah.

Beberapa usulan konkrit muncul mengenai upaya mewujudkan nasionalisme kopi. Pertama, perlunya pencantuman nama 'Indonesia' pada berbagai produk kopi yang telah populer, misalnya: Indonesian Bajawa Coffee, Indonesian Toraja Coffee, dan seterusnya.

Usulan kedua, mempertimbangkan membuat produk kopi khusus dan menggunakan nama 'Indonesia' juga. Ini seperti mencontoh Vietnam egg coffee atau Thai tea untuk teh Thailand. Lalu, produk nasional itu diberi nama, misalnya, Indonesian tubruk coffee.

Tantangan
Faktor pencantuman nama Indonesia dan pembuatan produk kopi Indonesia itu menjadi tantangan strategis bagi para stakeholders kopi Indonesia. Webinar dari kedua lembaga strategis dan lembaga-lembaga lain selama ini tentu saja  melakukan  promosi kopi Indonesia dengan fokus berbeda.  Meski demikian, keduanya memiliki tujuan yang sama,  yaitu mencari peluang dan mengidentifikasi prospek kopi Indonesia di pasar internasional di tengah pandemi Covid-19 ini.

Promosi kopi Indonesia melalui berbagai kegiatan di luar negeri ---misalnya melalui festival kopi Indonesia--- bisa menjadi ajang penting bagi diplomasi kopi. Meski demikian, stakeholders kopi Indonesia perlu mempertimbangkan upaya mewujudkan secara konkrit nasionalisme kopi agar mampu bersaing dengan kopi dari berbagai negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun