Beberapa waktu lalu, dunia maya kembali heboh dan ribut. Tapi ini bukan karena soal naiknya harga BBM yang kemudian menyebabkan meroketnya harga gorengan dan sop buah. Internet heboh gara-gara sebuah tayangan di televisi. Kali ini acara yang bikin heboh bukan acara pernikahan ataupun daughter-in-law download (ngunduh mantu). Yang bikin orang-orang kebakar emosinya baru-baru ini ternyata adalah acara persalinan Mbak Ashanty.
Ini enggak bohong, lho. Demi sempak basah yang belum selesai dijemur, proses persalinan istri Anang Hermansyah tersebut betul-betul disiarkan di televisi, langsung pula. Nah, gara-gara itu deh internet pun jadi ikutan rame.
Banyak penguna internet merasa kesal dengan acara lahiran tersebut. Mereka menganggap siaran langsung persalinan Mbak Ashanty itu sama sekali tidak mendidik. Banyak juga yang mengatakan kalau acara itu layaknya madu 10 mg, gak ada gunanya!
Telunjuk pun harus diarahkan pada seseorang. Harus ada yang bisa disalahkan atas tayangan persalinan itu. Dan siapa lagi yang paling cocok untuk dijadikan sang tertuduh atas semua kehebohan ini selain...Anang Hermansyah!!!
Jeng-jeeeng!
Masyarakat menuduh Mas Anang sudah menyalahgunakan televisi untuk kepentingan keluarganya sendiri. Penyanyi yang “pernah kumencintaimu tapi tak begini” itu dianggap telah membajak frekuensi publik untuk kepentingan sendiri. Selain itu, Mas Anang juga diduga sudah berbuat tidak adil karena membolehkan stasiun televisi menyiarkan acara pernikahan dan persalinan istrinya namun tidak dengan acara malam pertamanya (untuk yang satu ini, saya sangat setuju!).
Sedikit banyak saya bisa memahami kekesalan masyarakat gara-gara tayangan persalinan itu. Tapi tolong, jangan salahkan Mas Anang.
Saya menyadari acara pemberojolan bayi Anang-Ashanty ini sudah merampas hak masyarakat dalam menikmati tayangan berkualitas di televisi. 4 jam dari hidup masyarakat terpakai sia-sia karena mesti menghadapi jeritan dan pemandangan berdarah dari seorang ibu yang berusaha membawa buah hatinya ke alam dunia. Saya mengerti kenapa masyarakat geram karena sebetulnya durasi 4 jam tersebut bisa digunakan untuk menampilkan acara lain yang lebih bermutu.
Saya tahu kita semua kesal. Tapi tolong jangan salahkan Mas Anang.
4 jam berlalu sia-sia akibat acara persalinan itu. Padahal dengan durasi selama itu, masyarakat bisa menikmati sekitar dua episode sinetron yang ada serigala dan harimaunya (lah, itu sinetron atau acara dokumenter hewan karnivora?). Dengan 4 jam, masyarakat bisa terpuaskan rasa kepo-nya sekaligus menambah dosa dengan menyaksikan 8 buah acara gosip secara berturut-turut. 4 jam sama dengan 8 sesi acara berita (yang kadang berita-beritanya seperti timbangan rusak, berat sebelah). 4 jam juga bisa dimanfaatkan dengan menyaksikan 2 kali acara berburu dan wawancara setan. Selain itu, 4 jam juga setara dengan sekitar 3 episode sinetron yang penuh dengan adegan pem-bully-an, kekerasan, penghinaan, anak-anak pacaran, wanita yang lupa caranya berpakaian, dan tipu muslihat untuk mencelakakan orang lain. Lihat, kan, bagaimana ruginya masyarakat gara-gara acara persalinan Mbak Ashanty?!
Tapi sekali lagi saya himbau: Jangan salahkan Mas Anang.
Daripada terus-terusan kesal, lebih baik kita lihat sisi baik dari tayangan persalinan tersebut.
Pertama, kita jadi lebih disayang Tuhan karena telah berusaha sabar menghadapi cobaan dunia dalam bentuk televisi. Kedua, kita jadi semakin tahu.....semakin tahu kalau isi tipi jaman sekarang gak jauh beda dengan isi tong sampah (sedihnya, banyak yang tidak menyadari kalau kita sendiri lah yang meminta “sampah” ditayangkan di tipi). Dan sisi baik yang ketiga adalah kita jadi semakin sadar...., sadar kalau akhir dunia makin dekat. Tuh, banyak sisi positifnya, kan?
Apakah kita masih harus menyalahkan Mas Anang?
Kalau aku sih YES. Gak tahu tuh kalau Mas Anang.
for more article, visit: www.luditabootie.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H