Mohon tunggu...
Mughniyah Ludiansari
Mughniyah Ludiansari Mohon Tunggu... -

a simple cat lover, elephant collector and caring sister

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bebii, Onix, Phoenix dan Bipo. Bukan Sekedar Hewan Peliharaan, Mereka adalah Keluarga

1 Mei 2012   13:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:52 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat malam semuanya, hari ini Busan diguyur hujan. Udara dingin membuat saya merindukan rumah. Merindukan Papa, adik-adik dan kucing-kucing kami. Kami memliki empat ekor kucing yang tersusun dalam tiga generasi. Generasi  pertama adalah kucing persia yang mula-mula dibeli adik-adik saya sekitar 3 tahun lalu. Kucing betina yang diberi nama Bebii. Kemudian Bebii melahirkan 8 ekor anak kucing, namun sayang yang hidup hanya 2 ekor saja. Satu kucing betina bernama Phoenix dan satu kucing jantan bernama Onix. (Un)fortunately, mereka berdua menikah dan akhirnya Phoenix pun melahirkan kucing jantan bernama Bipo. Rumah kami yang sudah ramai itupun bertambah ramai dengan kehadiran mereka berempat. Kucing-kucing yang kami pelihara, memang tumbuh berkeliaran didalam rumah. Sehingga, terkadang tingkah lakunya seperti kami, para penghuni rumah. Mari saya ceritakan mereka satu persatu. Bebii adalah kucing ratu dirumah kami. Selain karena sifatnya bawaannya yang memang demikian, juga karena dia yang paling dulu ada disitu. Hal ini membuatnya menjadi sangat dominan dan susah menerima keberadaan kucing lain. Pernah suatu kali dia dikawinkan dengan pejantan lain (bukan Bapaknya Phoenix dan Onix), si pejantan justru malah takut dan kalah tanding dengan Bebii. Ketika dicoba lagi, ternyata hal yang sama terjadi lagi. Akhirnya kami pun pasrah dan tidak mencoba mengawinkan Bebii dengan kucing lain. Malah saat Bipo dibawa pulang (karena Phoenix melahirkan di dokter hewan), Bebii justru mendesis marah, dan terlihat jengkel saat Bipo yang masih bayi itu mengekorinya. Lucunya, si Bipo malah dengan tak acuh terus menerus mendekati dan mengajaknya bermain, Alhasil Bebii pun luluh dan awet menjadi teman bermain Bipo. Memang nenek dan cucu sama-sama keras kepala. Kemudian ada si tampan Onix. Bila Bebii adalah ratu, maka otomatis Onix adalah pangeran dirumah kami. sejak lahir dia sudah seperti pangeran yang selalu merajuk pada ibunya. Suka menggigit adiknya (Phoenix) dan suka makan jatah yang lainnya. Alhasil, si tampan ini menjadi sangat gendut dan lucu, dan menjadi kesayangan Papa. Onix memiliki kebiasaan lucu dengan menjadi "satpam" dirumah. Sejak kecil, dia suka sekali main ke luar pagar dan memandangi kucing-kucing lain dari jauh. Hal ini membuat kucing-kucing kampung disekitar rumah enggan mendekat di sekitaran rumah, bahkan hanya untuk mencari makan di tempat sampah. Selain itu Onix juga suka sekali ronda keliling rumah, dari lantai bawah sampai lantai paling atas dan mengejar tikus-tikus yang berkeliaran. Jarang dapat tikus sebenarnya, namun pada akhirnya rumah menjadi bebas tikus. Onix juga suka menunggu papa pulang dari kantor, bila derap sepatu papa sudah mulai terdengar, biasanya Onix langsung lari ke depan pintu dan mengekor sampai Papa masuk kamar. Dengan patuh dia akan menunggu di luar kamar, dan dengan setia (sampai mengantuk) menemani Papa menonton tivi. Bila Papa tidur, maka Onix akan menunggu dengan tidur menyandar pada pintu kamar Papa. Karena sifatnya inilah Onix sangat disayang oleh Papa. Namun, tingkahnya yang suka jadi satpam itu cukup merepotkan kami, karena membuatnya cepat kotor dan bau. Tidak jarang adik bungsu saya marah-marah mendapati Onix berlumuran oli di kepalanya (karena Pos favoritnya di bawah mobil) padahal baru saja pulang dimandikan. Berikutnya ada tuan putri Phoenix, yang sangat cantik, dengan bulu sealpoint putih abu-abu. Kalau diibaratkan putri-putri Disney, dia ini putri tidur. Karena hobinya sejak lahir adalah tidur. lucu ya?! Dan sebagaimana layaknya seorang putri, dia selalu membuat dirinya secantik mungkin. Kegiatannya sehari-hari mayoritas adalah menyikat bulunya dengan lidah. Saya suka sekali menggodanya bila dia sedang melakukan ritual tersebut. Sering saya sengaja menggendongnya sesaat usai dia menyisir seluruh tubuhnya, dan membuat bulunya jadi acak-acakan. Bila demikian, biasanya dia secepat mungkin meronta, minggir ke pojokan dan mengulang lagi ritual menyikat bulunya. Dia juga putri yang lembut hati, susah sekali Onix atau Bebii mengajaknya bertengkar. Seringkali kucing-kucing lain memancingnya untuk bertengkar dengan menggigit-gigit bagian tubuhnya. Biasanya Phoenix justru menjilat sayang lawannya dan akhirnya, lawan yang dijilat tersebut akan balas menjilati, sehingga pertengkaran pun usai. Damai karena saling menjilati. Phoenix juga suka bertemu dengan orang baru. Bila ada tamu, dia yang paling sering tampil dan mendekati tamu-tamu dirumah. Saat tamu tersebut merespon positif, dia akan naik ke kursi di sebelah tamu tersebut, atau duduk manis di dekat kakinya. Jinak ya? Dan ada satu lagi tingkah uniknya yang membuat saya bertanya-tanya sampai sekarang, setiap kali ada yang sedih, dan duduk diam seorang diri, seringkali Phoenix akan menghampiri dan menggosok-gosokkan tubuhnya. Dan suara ngeong-nya hampir selalu membuat saya tersenyum. Yang seperti ini yang membuat saya merindukannya. Last but not least, si mungil Bipo. Ketika saya meninggalkan Indonesia dan berangkat ke Korsel untuk melanjutkan studi, umur Bipo baru sebulan lebih sedikit. Namun jangan salah, diumurnya yang seharusnya dia baru belajar berjalan itu, dia sudah lincah dan aktif lompat kesana kemari, sampai-sampai bisa menandingi Bebii adu gigit. Ketika umurnya baru dua minggu matanya sudah terbuka, tiga atau empat hari kemudian sudah bisa jalan. Umur tiga minggu sudah bisa lari-lari walau dengan menyeret pantat gendutnya. dan sebulan kurang dia sudah berani lompat dari kursi, dan belajar naik turun tangga. Bipo aktif dan lincah sekali. Mungkin karena ASI-nya eksklusif, jadi pertumbuhan morfologisnya pun cepat. Berita terakhir dari adik-adik saya, tubuh Bipo sekarang sudah sama besar seperti Onix, dan ia sering kalah saat bermain dengan Bipo. Calon raja kelihatannya ya?! Ada cerita lucu saat Bipo masih berumur sekitar tiga minggu. Seperti yang telah diketahui, Bipo ini luar biasa aktif dan cukup membuat kewalahan ibunya. Sebelum saya berangkat ke Korsel, saya memang lebih banyak dirumah, sehingga punya cukup waktu untuk bermain dengan Bipo. Sesekali saya yang menggantikan Phoenix "mengasuh" Bipo, karena memang Phoenix sedang masa pemulihan pasca melahirkan. Biasanya saya mengajak Bipo main dengan membiarkan dia memanjat tubuh saya saat saya sedang menonton televisi, membiarkannya mencakar-cakar kaki saya saat saya memasak, atau membiarkannya menggigit jari-jari saya saat saya sedang tiduran di sofa. Suatu kali, saya sudah mengantuk, namun Bipo enggan lepas dari saya. Dan entah apa yang ada dipikiran saya saat itu, seketika saya membaca Surat Al-Fatihah sebagaimana ketika saya sholat. Awalnya Bipo cuek saja, namun lama kelamaan menjadi kalem dan cenderung tenang. Penasaran, saya lanjutkan dengan salah satu surat pendek yang juga biasa saya baca saat sholat, dia mulai terlihat seperti terbius dan mengantuk. Saya pun melanjutkan ke surat pendek yang lain, Bipo pun tidur dengan sukses. Dan tak lama, saya pun tidur dengan sukses pula. Sampai sekarang saya tidak mengerti, bagaimana mungkin hal magis tersebut dapat terjadi. Selain tingkah yang membuat kami menyayangi mereka, tingkah "kucing normal" seperti merusak sofa, mencakar karpet atau keset, sampai menyerobot makanan pun sering mereka lakukan. Gemas sih, tapi sudah terlanjur sayang juga. Untuk menjaga kesehatan mereka, setiap enam bulan kami beri obat cacing, divaksin setiap tahun dan setiap dua minggu sekali kami mandikan. Kucing-kucing tersebut kami rawat sedemikian rupa bukan bertujuan agar dapat dijual dengan harga mahal, atau agar menang kontes kucing-kucing cantik. Tapi itu semua kami lakukan semata-mata karena kami menyayangi mereka dan tidak ingin menyia-nyiakan mereka. Sebulan setelah saya tiba di Busan, adik saya memberi kabar bahwa Phoenix sudah laku dibeli orang dari luar kota. Sedih sih awalnya, karena harus berpisah dengan si cantik yang lembut hati itu. Namun, saya juga tidak ingin memberatkan Papa karena sudah cukup banyak kucing untuk dirawat dirumah. Dan tahun depan ketika adik bungsu saya lulus, mungkin akan hijrah keluar kota dan kucing-kucing kami yang lain pun harus dijual juga karena Papa sudah terlalu tua untuk merawat mereka semua sendirian. Tidak terbayangkan sedihnya bila hari itu tiba, saya pasti melahap banyak sekali es krim saking sedihnya. Sekarang saja, ketika saya beribu-ribu kilometer dari rumah, sering saya merindukan mereka. Biasanya saya melepas rindu dengan memandangi foto-foto dan video-video lucu sampai airmata menetes dan hati lega. Karena bila merindukan galaknya Bebii, gendutnya Onix, cantiknya Phoenix dan lincahnya Bipo, serta merta saya merindukan adik-adik dan Papa juga. Karena kami adalah satu keluarga besar, bukan sekedar keluarga yang memiliki hewan-hewan peliharaan. Phoenix, jangan nakal ya sayang dirumah orang. Bebii, jangan suka kabur dan menghilang ya. Onix, jangan banyak-banyak ronda dibawah mobil ya, mandiin kamu tuh mahal, nak. Bipo, makan yang banyak, biar nggak kalah kalau main sama Grandma dan Daddy. Mungkin kalian akan mengira saya berlebihan, tapi beginilah saya saat menyayangi hewan peliharaan saya. tidak setengah-setengah. [caption id="attachment_174781" align="aligncenter" width="569" caption="dari kiri ke kanan, Bebii, Phoenix, Onix"][/caption] [caption id="attachment_174782" align="aligncenter" width="448" caption="Bipo, umur 3 minggu"]

13358799172097567557
13358799172097567557
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun