Mohon tunggu...
Ludiana Septi Susanti
Ludiana Septi Susanti Mohon Tunggu... -

seorang pembelajar hidup yang kan terus berjuang menyongsong fajar hingga fajar temaram

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Retorika para Pemuda Bangsa, Kini

30 April 2013   07:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:23 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya sudah lama sekali tidak update berita, baik isu nasional apalagi isu internasional. Inilah kehidupan mahasiswa. Sosok pemuda yang tercerminkan harus memiliki kemampuan akademis tinggi. Namanya saja sudah "Maha"siswa. Jadi harus dituntut menelurkan berbagai solusi masalah negeri.

Rutinitas seorang pemuda yang katanya 'maha'siswa sekarang seperti dipertanyakan. Seakan-akan waktu terhabiskan hanya untuk kuliah, praktikum, buat laporan hingga proposal penelitian. Tak ayal kian hari makin apatis dengan isu-isu dalam negeri. Pemuda apa jika hanya termenung sibuk dibalik laboratorium dan acuh pada dunia atau bangsanya sendiri?, khususnya negara kita INDONESIA. Bukan suatu kemalasan jika dilakukan berulang. Menjadikan kebiasaan yang sok sibuk ditelan gemerlap zaman atau bahkan akademik perkuliahan perlahan akan melunturkan sifat kenasionalisme-an.

Mari telisik lebih dalam. Pemuda saat ini seakan dibelokkan untuk sengaja acuh pada urusan negara, ditikungkan pada kesibukan-kesibukan klasik dan ribetnya birokrasi perkuliahan yang menyangkut akademik maupun urusan kemahasiswaan. Kemana Pemuda 45 !!?? Sejuta asa hanya terbang terombang ambingkan angin gelombang. Prasasti-prasasti peninggalan itu menangis ! membisu ! hingga menyudutkan kau para Pemuda untuk bergerak. Dulu saja mereka, para pemuda perjuangan, gagah menentang kezaliman sang pemimpin. Dihadang oleh tentara hingga polisi pun mereka berani lewati. Demi (si)apa ?! Demi pemuda dimasa sekarang ini.

Aaaahhh, ingin sekali aku hentakkan segelas air dingin ini hingga kupuaskan batin yang kecewa melihat fenomena dan fakta yang ada. Ingin sekali aku meremuk gelas kaca ini untuk membanguunkan kau wahai pemuda. Jiwamu tidak tidur, matamu pun tidak buta. Telingamu mungkin tengah asik dimanjakan lagu-lagu K-pop yang kian menggelayuti. Perlahan memecah gelombang semangat membela negeri, malah lebih asik menikmati karya bangsa luar negeri. Inikah pemuda itu? inikah simbol perwujudan patriotisme kita?! Mungkin entah hingga ujung manakah kita bisa sadar, tersentuh sanubari para pemuda bangsa hingga akhirnya kita kembali bangkit bersama. Jaya Indonesia ku ~!!!~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun