Teknologi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan yang kini serba canggih, kita dapat mengandalkan teknologi untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari dan meningkatkan produktivitas. Semakin berkembangnya teknologi, media sosial semakin mudah untuk diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orangtua. Media sosial telah menjadi bagian penting bagi kehidupan berbagai kalangan, terutama pada kalangan remaja, media sosial membawa perubahan yang sangat besar dalam cara mereka berinteraksi dan berkomunikasi. Namun, seiring dengan manfaatnya, muncul pula perhatian akan beberapa dampak dari media sosial terhadap kesehatan mental remaja. Salah satu tren yang paling mencolok adalah "Peningkatan tingkat kecemasan dan depresi di kalangan remaja yang terkait dengan penggunaan intensif media sosial."
Salah satu tantangan utama yang kini dihadapi banyak remaja adalah mendapat tekanan sosial yang datang dari media sosial, hal ini tentunya membuat remaja tersebut akan melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, dan salah satu faktor utama nya adalah karena adanya postingan mengenai standar kecantikan dan gaya hidup yang ditampilkan secara visual di platform media sosial. Penggunaan filter dan penyuntingan foto menciptakan citra yang sering tidak realistis, menyebabkan banyak remaja yang melihatnya dapat merasa insecure atau kurang bernilai. Selain itu, banyaknya eksposur terhadap konten yang merugikan, seperti perundungan daring (cyberbullying), dapat merusak kesehatan mental dan kepercayaan diri pada remaja tersebut.
Media sosial juga dapat memengaruhi pola tidur remaja. Penggunaan smartphone dan akses secara terus-menerus ke platform sosial dapat mengganggu waktu tidur yang cukup, hal ini tentunya akan memberikan dampak negatif pada kualitas tidur dan kesejahteraan secara keseluruhan. Penelitian mengatakan bahwa paparan berlebihan terhadap media sosial yang dilakukan pada malam hari dapat meningkatkan risiko gangguan tidur. Secara realita, banyak sekali remaja yang menghabiskan waktu malamnya dengan begadang. Entah itu karena bermain game, scroll aplikasi tiktok, berbelanja online, atau videocall hingga matahari terbit bersama kekasihnya.
Walaupun banyak tantangan yang perlu diatasi, terdapat juga upaya untuk menanggapi dampak negatif dari media sosial terhadap kesehatan mental remaja. Inisiatif edukasi yang meningkatkan kesehatan mental dan literasi digital menjadi semakin penting. Selain itu, platform media sosial dan pihak terkait harus terlibat dalam menyusun kebijakan yang aman dan bertanggung jawab, serta menyediakan sumber daya dukungan bagi remaja yang memerlukan bantuan terkait kesehatan mental mereka.
Seseorang dapat dikatakan memiliki kesehatan mental yang baik apabila kondisi batinnya berada dalam keadaan tenang dan tentram, sehingga memungkinkan seseorang tersebut untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan semestinya dan menghargai orang lain yang berada di sekitarnya. Disamping itu, seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan yang positif dengan orang lain. Sebaliknya, seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental akan mengalami ganggguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
"Jalani hidup dengan pikiran dan jiwa yang bahagia. Jangan biarkan apa pun membuat kita stres atau kesal agar kesehatan mental kita tetap dalam keadaan baik. Karena, kesehatan mental adalah kekayaan yang sejati, jangan pernah sekalipun mengabaikannya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H