Oleh : Ludfiyana Munawarotul Khasanah ( Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi PAI INISNU Temanggung, Jawa Tengah )
      Allah Swt. adalah dzat pencipta atau bisa disebut dengan Al -- Khaliq. Allah Swt. sebagai Al -- Khaliq menciptakan alam semesta beserta isinya. Selain itu, Allah Swt. juga menciptakan manusia, hewan, dan tumbuhan untuk mengisi alam semesta tersebut. Lantas apa tugas manusia di alam atau yang biasa kita sebut dengan bumi? Tugas utama manusia semata -- mata adalah untuk mengabdi kepada sang Khaliq dengan menjaga dan melestarikan apa yang sudah diberikan Allah Swt. Cara tersebut adalah sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas nikmat dan karunia -- Nya yang telah diberikan kepada kita.
      Allah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan. Manusia makhluk yang diciptakan dengan segala macam kekurangan yang dimiliki masing -- masing orang. Sedangkan dunia adalah tempat berpijak manusia untuk hidup dan berkembang dengan segala kelengkapan duniawi yang ada. Dunia itu semu, dan kebanyakan orang tidak pernah menyadari itu. Keindahan, kenikmatan, kebahagiaan, kesenangan dunia itu hanya sementara dan tidak akan pernah abadi. Namun sayang masih banyak orang yang lupa, dan tertipu dengan semua tipu daya dunia yang membuat manusia terlena akan kesenangan dunia. Sejatinya para manusia itu tau jika dunia ini fana, jika dunia ini akan hancur kapanpun sang Khaliq berkehendak. Akan tetapi, manusia sudah terperdaya dengan semua kenikmatan dunia yang hasilnya hanya kelalaian dan kecapekan belaka. Dalam hidup manusia selau berlomba -- lomba untuk meraih semua kenikmatan dunia. Sejatinya kenikmatan ysng diinginkan manusia di dunia itu tidak akan abadi, karena kenikmatan dunia itu hanyalah sebuah ilusi semata. Dunia ini hanya akan terlihat menakjubkan bagi orang yang tidak mengetahuinya, seperti halnya seseorang yang memimpikan sesuatu yang diingikan. Manusia hanya bisa mengkhayalkan apa yang diimpikan tersebut sebelum bisa meraihnya. Khayalan manusia hanya akan terlihat bayangan tidak akan terlihat sebuah kenyataan.
      Manusia memang makhluk yang suka berandai -- andai atau menghayal tentang apa yang ingin diraihnya. Manusia yang hanya memikirkan tentang kenikmatan dunia, pada akhirnya akan menjadikan harta benda, kekuasan, pangkat dan hal lainnya sebagai tujuan dalam hidupnya. Seakan -- akan apa yang telah diangkankan itu kelak akan memberikan kenikmatan hidup yang bersifat kekal dan abadi. Ustadz Adi Hidayat mengatakan ada 5 hal yang membuat manusia larut dalam kesenangan dunia, di antaranya :
- Permainan
Permainan adalah sebuah hal yang membuat manusia merasakan sebuah kebahagian yang sangat nyata. Seperti halnya kita bermain bulu tangkis, saat permainan masih dilakukan kita akan merasa sangat puas dan senang, akan tetapi jika permainan telah usai kita tidak akan merasakan kembali rasa bahagia ketika masih bermain.
- Kesibukan
Setiap orang memiliki takdir kehidupan yang berbeda -- beda. Ada orang yang sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan segala aktivitas yang sedang dilakukan. Akan tetapi, kesibukan itu yang membuat manusia lalai akan apa tujuan hidup yang sebenarnya.
- Perhiasan
Rasanya memang sangat bahagia ketika kita bisa mendapatkan aksesoris perhiasan untuk kelengkapan hidup. Tapi, ketika benda tersebut hilang ataupun rusak, rasa bahagia itu akan pudar begitu saja dan digantikan dengan kesedihan yang mendalam.
- Saling berbangga
Peningkatan status sosial dalam kehidupan kerap menjadi ajang manusia untuk berlomba -- lomba dalam meraihnya. Pangkat, kedudukan, ataupun jabatan adalah tujuan utama yang harus dicapai. Kala mereka bisa meraihnya, maka rasa bangga dan bahagia akan sangat terasa pada diri meraka sendiri.
- Memperbanyak harta dan keturunan
Hal terakhir ini adalah puncak dari 5 hal yang membuat manusia larut dalam kesenangan dunia. Para pengusaha akan sangat bahagia ketika pendapatan naik. Perkumpulan -- perkumpulan pun dirancang untuk berlomba -- lomba dalam menigkatkan harta. Tak hanya harta, manusia juga akan merasa sangat bahagia ketika mendapat keturunan. Akan tetapi, kesedihan datang ketika Allah telah menginginkan anaknya kembali ke pangkuan -- Nya. Mereka akan sadar bahwa itu hanya titipan yang Allah berikan dan kapanpun Allah berkehendak untuk mengambil maka akan kembali kepada -- Nya.
Penutup
       Kenikmatan dunia ini memang sungguh membuat manusia terlena bahkan lalai dengan hakikat dunia dan isinya yang fana ini. Ketahui dan ingatlah bahwasanya kenikmatan yang teragung, abadi, dan terbesar hanyalah kenikmatan di akhirat. Karena kenikmatan akhirat yang akan membawakan manusia kepada kemuliaan yang kekal dan abadi. Kita itu hidup atas kehendak Allah, jadi kita kembali pun juga Allah yang menghendaki, mau dimana pun, kapan pun jika Allah menghendaki kita kembali kepada -- Nya kita tidak bisa berbuat apa -- apa. Tugas kita hanya menguatkan iman dan memperbanyak amal saleh untuk dijadikan bekal kita menuju kehidupan akhirat yang abadi. Hiduplah di dunia seakan -- akan kita dalam perjalanan jauh dan jadikanlah dunia ini sebagai ladang untuk mengumpulkan bekal yang nantinya akan kita bawa untuk akhirat kita kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H