Manusia tidak abadi. Kekuatan manusia tidak abadi, manusia akan tiada dimakan usia. Kekuasaan manusia dimanapun dan siapapun, apa dia seorang raja, apa dia presiden, apa dia tokoh geng, apa dia seorang tokoh agama, tokoh penjahat, pembunuh akan menjadi tiada. Kekuatan dan kekuasaannya akan menjadi sirna dimakan usia, akan menjadi hancur karena ada yang mengalahkan.
Itu manusia, yang pasti tiada memiliki kekuatan dan kekuasaan yang bisa abadi.
Bagaimana dengan suatu rezim, faham, isme ? Itupun tidak ada yang abadi. Rezim, faham, isme bisa hilang, bisa berubah, bisa berganti, bisa hapus sirna oleh perkembangan zaman, bisa berubah oleh perkembangan budaya dan kemajuan tehnologi, bisa berganti karena perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Lalu apa, adakah yang cenderung abadi atau justru abadi adanya di dunia ini?
bisakah suatu ajaran agama itu abadi?
bisakah tuntunan agama itu abadi?
namun pastinya, kalau suatu ajaran, suatu dogma, suatu tuntunan yang masih merupakan produk manusia, yang merupakan bentuk kodifikasi dari pemikiran manusia, maka tak akan abadi pula, karena dengan perjalanan masa maka akan mengalami revisi perubahan oleh manusia berikutnya sejalan dengan perkembangan keilmuan dan kepandaian fikirannya dan tuntutan logikanya serta tuntutan kepuasannya, serta kehendak pembenarannya.
Tapi adakah ajaran atau tuntunan agama yang adalah bukan produk manusia?
Maka hanya ajaran atau tuntunan agama yang bukan produk manusialah, yang abadi adanya . Abadi sepanjang masa, abadi tak kan berubah dan terganti walau manusia berganti ganti adanya sebagai penghuni bumi. Tak kan berubah dan terganti walau oleh manusia yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang selalu silih berganti adanya sesuai perjalanan waktu dan hingga akhir zaman. Dan bahkan akan terbukti keabadiannya kelak dikehidupan abadi kehidupan akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H