Mohon tunggu...
Hasyim Ludfi
Hasyim Ludfi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencinta NKRI dg Pancasila sbg dasar Negara. Cinta damai dalam jalinan persaudaran sebangsa dan setanah air, pendamba kerukunan antar umat beragama di Negeri Indonesia Raya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mesir, Elang Arab Ngamuk

22 Agustus 2013   16:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:58 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elang Arab ngamuk

Elang memang mempunyai potensi kekuatan dan kemampuan yang lebih, cengkraman cakarnya begitu kuat dan kokoh. Elang mampu mengkepakan sayapnya sehingga bisa terbang berputar-putar dilangit biru dalam jarak jauh dan jarak dekat, mampu menukik dan menjulang pada ketinggian.

Begitulah elang; dan “elang arab” adalah julukan yang diberikan pada Sang jenderal MesirAbdel FattahAl Sisi sebagaimana dimuat di situs atjehpost (See more at: atjehpost.com/sosok_read/2013/08/18/62980/78/10/Abdel-Fattah-al-Sisi-Jenderal-Pendiam-yang-dijuluki-Elang-Arab#sthash.MT3IyNz4.dpuf).

Ya elang itu mempunyai paruh yang tajam dan kokoh sehingga mampu menggigit dan menelan mangsanya terlumat habis.

Elang arab itu betul betul telah mengerahkan daya kemampuannya menembus batas; seorang Mursi yang menduduki kursi presiden Mesir terjungkal dari kursinya karena kepakan sayap sang elang. Cengkeraman kakinya dengan kuku tajamnya telah membuat jutaan massa pro Mursi terdiam tiarap setelah beribu-ribu para pendemo damai pro Mursi menjadi tercabut nyawanya, roh sucinya terpisah dengan jasat lahirnya menuju ke hadirat Sang Pencipta.

Kekuatan cakar kaki elang telah menkoyak-koyak dinding pembatas, membentur sekat-sekat perintang tanpa peduli apapun.

Hingga kini elang itu terus mengkepakkan sayapnya berputar putar diangkasa biru, paruh tajamnya siap menerkam dan menggigit, siap melumat habis yang menjadi mangsanya. Mata tajamnya terus mengintai, menerobos pandang tak peduli siang menyinar tajam di gelapnya malam, sehingga satu demi satu berhasil dimangsa, dan terus menjadi berpuluh-puluh dan beratus-ratus yang berhasil dicengkeram. Hingga kapankah? adakah elang itu tak kan lelah terkulai karena kehabisan energi kekuatannya?

Burungelang memang merupakan burung kuat dan gagah. Burung yang adalah mahluk ciptaan Tuhan pula.

Dan elang sebagai burung memang hidup dengan naluri, tidak terikat dengan norma sebagaimana mahluk manusia . Sedang manusia sebagai mahluk sosial terikat dengan berbagai macam norma kehidupan , kaidah kehidupan, hukum kemasyarakatan, hukum Negara, tatanan dan tuntunan agama. Namun pada diri manusia pula kerap tetap terjadi dan berulang suatu fenomena yang dikenal dengan frasa “homo homini lupus”, terjadi karena manusia mempunyai potensi nafsu keangkaramurkaan, nafsu ego, nafsu kekuasaan, nafsu materi. Sedang  jika mampu dalam pengendalian, mampu menyikapi dengan bijak dan benar , mampu menghormati tatanan, menjunjung tinggi norma yang melingkupi maka potensi negative tidak menjadi dominant, maka kehidupan manusia terwujud sebagai mahluk sosial zoon politicon, berpotensi saling toleransi sesama, saling memenuhi kebutuhan tolong menolong sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun