Bermula dari suatu konspirasi tipudaya yang dilakukan oleh beberapa orang saudaranya, maka jadilah si Yusuf dibuang ke dalam sumur. Adapun rencana awalnya si Yusuf akan dibunuh oleh beberapa saudaranya. Tipu daya itu dilakukan karena faktor iri hati dari beberapa saudaranya terhadap Yusuf, iri hati karena si Yusuf dipandang memperoleh kasih sayang lebih dari sang ayah (Ya'kub). Jumlah putra Ya'kub sebanyak 12 orang dari empat orang istrinya, jadi mereka sesaudara ada yang lain ibu kandung. Berjalanlah konspirasi tipu daya itu, Si Yusuf dibuang kedalam sumur, dan para pelaku yang adalah saudaranya sendiri berharap agar yusuf berakhir dengan kematian, dan ada pula yang berharap nantinya ditemukan orang musafir. Kembali pulang saudaranya dan melapor pada ayahnya bahwa si Yusuf dimakan srigala ditempat bermain bersama ditempat perburuan. Ya'kub ayahnya tidak percaya atas kejadian itu, namun dengan kesabarannya menerima kenyataan yang terjadi demikian. Yusuf berada didalam sumur. Dan si Yusuf terselamatkan dengan perantaraan ditemukan sekelompok orang musafir yang bermaksud menimba air disumur itu. Lalu dengan mereka yang menemukan yusuf didalam sumur, yang menyelamatkan tertolong dalam keadaan hidup, mereka berkehendak untuk menjual si Yusuf di negeri Mesir. Jadilah dijual, dan dibeli oleh seorang penguasa di negeri Mesir. Dari proses demikian itulah, maka jadilah si Yusuf hidup dalam asuhan dan pemeliharaan si penguasa Mesir. Waktu ke waktu terus berjalan, si Yusuf berada dalam pemeliharaan dan asuhan serta sebagai pekerja dalam rumah tangga sang penguasa. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tumbuh dewasa sebagai pemuda yang cakep ganteng penuh pesona. Dan dalam berjalannya waktu, banyaklah coba'an, fitnah, pelecehan, dan sampai pula penghukuman terhadap si Yusuf. Coba'an itu bermula dari datangnya goda'an si istri sang penguasa yang berkehendak menggoda Yusuf untuk memenuhi keinginannya berbuat melakukan hubungan seksual dengan dirinya. Si Yusuf memanglah telah tumbuh dewasa sebagai pemuda ganteng gagah berperangai simpatik penuh pesona; sangat memikat hati setiap mata memandang dari para wanita di lingkungannya. Singkat cerita, tidaklah si Yusuf tergoda dan terpengaruh dengan rayuan dan bahkan paksaan dari si istri sang Penguasa yang memang sungguh cantik jelita itu  (lebih cantik dari Cleopatra.Red), begitulah Zulaiha namanya. (Gambar ilustrasi, pinjam dari google) Namun apalah daya, Si Yusuf tetap dalam lingkaran fitnah, celaan, fitnah, tuduhan tertimpakan pada dirinya sebagai yang bersalah; hingga jatuhlah hukuman penjara bagi diri si Yusuf. Seiring berjalannya waktu, beberapa tahun berlalu, suatu keberuntungan tiba pada perjalanan nasib si Yusuf. Dengan kesimpulan sang penguasa (Sang Raja), bahwa Yusuf adalah terbukti tak bersalah tak mempunyai kesalahan, maka Yusuf dibebaskan dari hukuman penjaranya. Dan dari keyakinan serta pengetahuan sang raja penguasa, si Yusuf dinilai sebagai pemuda yang berahlak mulya, berkeperibadian luhur, pandai, cerdas, jujur; maka sang raja penguasa menganugerahi kedudukan pada Yusuf, mengangkat Yusuf sebagai Bendaharawan /penanggung jawab logistik harta benda di kerajaan sang penguasa itu. Demikian Yusuf menjadi orang mulya, berkedudukan, dalam kelimpahan harta kenikmatan yang membahagiakan; sebagai buah dari ketabahan, kesabaran, kejujuran serta keteguhan prinsip pegangan hidupnya dalam mentaati tuntunan jalan kebenaran. Bermula dari kedudukan si Yusuf di kerajaan Mesir itulah, maka dalam kurun waktu kemudian si Ya'kub ayahnya, juga ibunya dan para Saudaranya, lalu bermukim di Mesir atas permintaan Yusuf. Bagaimana ceritanya sehingga Ya'kub boyong ke Mesir, dan bagaimana tahu Ya'kub bahwa Yusuf hidup selamat dan berada di Mesir ?. Dan bagaimana dengan para saudaranya yang berkhianat membuang Yusuf ke sumur, apa dibalas oleh Yusuf?  Ntar dilanjut ceritanya. @) sumber asli cerita/sejarah ini dari sumber Kitab yang tiada keraguan didalamnya, (QS 12/Yusuf). Dalam penulisan ini disampaikan dengan gaya penulisan sbg cerita, dg pokok-pokok yang bersumber dari sumber aslinya. Jika ada kesalahan , itu adalah kesalahan saya pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H