Tembaga berperan dalam mencegah anemia dengan cara membantu absorbsi besi, merangsang sintesis hemoglobin, melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim ceruloplasmin, yang berfungsi mengoksidasi ion fero menjadi ion feri selama proses pengikatan besi dengan transferin sehingga dapat dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Karena tembaga diperlukan untuk pemanfaatan zat besi, maka anemia defisiensi besi mungkin adalah suatu gejala dari defisiensi tembaga.Tembaga juga merupakan komponen dari protein darah, antara lain eritrokuprin, yang ditemukan dalam eritrosit (sel darah merah) yang berperan dalam metabolisme oksigen.
Keadaan defisiensi MMN dalam masa kehamilan akan dapat mempengaruhi sirkulasi utero plasenta yang ditandai dengan disfungsi endotel yang mempengaruhi homeostasis endotel vaskuler.Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan yang terpolusi akan memperparah keadaan tersebut. Penelitian semakin menunjukkan pentingnya dari pemrograman gizi yang terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Asupan gizi selama periode jendela yang singkat ini telah terbukti memiliki efek pada kesehatan dan pengembangan sepanjang masa yang besar dan signifikan serta berpengaruh pada masa dewasa. (lw)
dr.Lucy Widasari,MSi
Dokter di Klinik IMC Bintaro, Dosen Fakultas Kedokteran, Peneliti S3 Universitas Hasanuddin Makassar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H