Mohon tunggu...
Lucyana Widiawati
Lucyana Widiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Penulis berjiwa petualang dengan cinta pada kata-kata dan keindahan dunia. Menyajikan tulisan inspiratif, refleksi hidup, dan petualangan melalui lensa puitis. Terinspirasi oleh alam, seni, dan kehidupan sehari-hari. Mari kita menjelajahi dunia bersama melalui tulisan-tulisan yang menggugah hati. ✨🌿

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Menilik Kembali Konsep Cantik yang Relatif

19 Mei 2024   14:58 Diperbarui: 19 Mei 2024   15:04 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com/Matheus Bertelli

Apa itu Cantik? Cantik adalah kata yang sering kali digunakan untuk menggambarkan penampilan seseorang. Namun, apakah definisi cantik yang sama berlaku untuk setiap orang di seluruh dunia? Apakah kecantikan benar-benar hanya tentang penampilan fisik? Ataukah cantik itu sepenuhnya subjektif dan tergantung pada persepsi masing-masing individu?

Jika ditanya kepada setiap orang tentang definisi kecantikan, mungkin akan muncul beragam jawaban. Beberapa orang mengatakan bahwa kecantikan adalah tentang memiliki bentuk tubuh yang ideal, kulit yang mulus, dan wajah yang simetris. Tapi sebagian nya lagi berpendapat bahwa kecantikan lebih dari sekadar penampilan fisik, tetapi juga mencakup kepribadian dan sikap seseorang.

Bagi sebagian orang, standar kecantikan yang diterapkan oleh media dan industri kecantikan telah menjadi acuan utama dalam menilai kecantikan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa standar tersebut seringkali tidak mencerminkan keberagaman dan keunikan setiap individu. Sehingga, banyak orang yang merasa tidak percaya diri karena merasa tidak memenuhi standar kecantikan yang ditetapkan.

Baca juga: Keberanian Abadi

Hal ini menunjukkan bahwa kecantikan sejatinya adalah subjektif dan relatif. Dalam satu komunitas atau budaya mungkin akan ada standar kecantikan yang berbeda dengan komunitas atau budaya lainnya. Misalnya, di beberapa daerah, wanita dengan tubuh yang lebih berisi dianggap lebih cantik daripada wanita dengan tubuh kurus. Sedangkan di daerah lain, kecantikan diukur dari kehalusan dan kelembutan kulit.

Namun, tidak ada yang salah dengan standar kecantikan yang berlaku di suatu budaya. Yang terpenting adalah kita tidak membatasi diri kita untuk mencoba memenuhi standar tersebut. Kita harus belajar untuk menerima dan menghargai keunikan setiap orang. Karena pada akhirnya, kecantikan adalah tentang keyakinan dan kepercayaan diri dari dalam diri kita sendiri.

Lebih dari itu, kecantikan yang sejati sebenarnya bukan hanya tentang penampilan fisik semata. Kecantikan yang abadi adalah kecantikan yang terpancar dari dalam hati dan pikiran seseorang. Seorang yang memiliki kepribadian yang baik, sikap yang baik, serta hati yang tulus, akan terlihat lebih cantik di mata orang lain.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cantik itu relatif dan subjektif. Tidak ada standar yang benar atau salah dalam menilai kecantikan. Kita harus belajar untuk menerima perbedaan dan menghargai keunikan setiap individu. Karena pada akhirnya, kecantikan sejati adalah tentang kepercayaan dan keyakinan diri yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Seseorang yang mampu menerima dan mencintai dirinya sendiri, akan terlihat lebih cantik di mata orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun