Mohon tunggu...
Lucy Ana
Lucy Ana Mohon Tunggu... -

Aku berusaha mengikuti masa yang di peruntukanNya buat ku, dan nafas adlah bentuk KeMahaanNya yang harus jadi tanggung jawab ku.\r\n\r\nIngin ku saat ini adalah menjadi anak muda indonesia yang biasa saja, tak perlu menjadi brutal demi mengekpresikan keakuan ku, mejadi pribadi yang berimaginasi liar tentang bangsa adalah hal tersexy, dari sana akan muncul ide2 gila yang bisa di kembangkan menjadi bentuk nyata untuk kemajuan indonesia , aku cinta negri ku....\r\n\r\n"God Is Great, Allah andalanku...".

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bermalam dengan "Angry Birds..."

16 Februari 2013   17:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:12 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum jelas juga arahku hingga malam ini, kapan..? aku pun tak sanggup menjawabnya. Ingin ku sederhana, semua kembali normal seperti sebelumnya, tapi tak sesederhana yang terucap. Di temani lagu adele di sebuah gedung di lantai 35 ini apartement seorang sahabat yang kebetulan sedang keluar kota untuk beberapa urusan, adalah moment terindah ku untuk menyendiri ,dimana semua orang hampir tidak ada yang tau keberadaan ku... mematikan bb dua hari ini memang benar- benar  waktu ku untuk merenungkan sgala hal akan kejadian- kejadian terakhir yang menimpaku, bak tsunami jika bisa di gambarkan.                                                                                                                                Merasa sendiri dan hampa bukan lantaran aku tak brteman, banyak sekali teman ,tapi aku seperti jauh dari orang- orang terkasihku, sungguh aku merindukan mereka,suasana hangat dulu yang telah aku hancurkan sendiri karena ego ku yang tidak bisa dipahami, hanya raut wajah penuh kekhawatirkan yang terlintas di saat aku menentukan pilihan ku.Aku menentang keharusan yang telah di tetapkan oleh keluarga besar ku, aku membuka hijabku dan berusaha melampiaskan ekspresiku, menjadi seperti lain baik penampilan dan cara berfikirku.YAaaahh.... aku di tentang orang tuaku dan semua saudaraku,bahkan sahabat- sahabat yang sebelumnya menilai ku adalah gadis religius adalah tatapan penuh kekecewaan yang tersirat. ingat ucapan kaka ku yang ketika itu mnjadi tempat ku curhat tentang apapun , kekecewaanya sangat berdasar, beliau berkata" tidak lagi ada toleransi untuk mu membuka hijab,dan aku sudah tak ingin lagi mau tau urusan mu, kamu sudah besar dan aku angkat tangan apapun tentang urusan mu mulai saat ini"...        Percaya ku akan sebuah kalimat bahwa"Ridho orang tua adalah ridho Tuhan" juga sedikit banyak memang berdampak, masalah kian hari terus berdatangan, hampir aku seperti manusia yang tak sangup lagi menghadapinya, sendiri dan merasa sendiri,dengan terpaan berbagai masalah.Dari kerjaan ,cinta,interaksi dengan teman, masalah dengan keluarga bruuuuuccccckkkk......menghantam ku dengan ganas. Ini saat dimana aku dari orang- orang terkasih ku,tapi berusaha tetap akan pendirian ku, dan perlahan inginku menunjukan bahwa aku bisa mempertangungjawabkan keputusan ku, berat memang tapi aku tak akan kehilangan semangat untuk itu.                          Diam dalam gerak adalah sikap yang aku ambil saat ini, memcoba perlahan membangun apa yang telah hancur lebur, mencoba membalikan pandangan miring akan perubahan ku akhir- akhir ini, aku hanya ingin mengatakan "Lihat aku setelah ini" ,bahwa bukan kebebasan yang aku ingin kan dari kuputusan ku,tak ada alasan ynang bisa di pahami, aku hanya mencoba mengerti akan arti raut wajah tua penuh kekhawatiran Ibu dan abah ku tercinta.                                         Dan rasa malu tak terhingga jika sampai dengan aku pulang ke orang tua memeluknya sambil berkata"IBu aku hancur,dan sangat sakit", tidak aku tidak mungkin melakukan itu,aku harus pulang ke rumah mereka dengan wajah berseri bahwa aku membawa bendera kemenangan akan hidupku dengan segala permasalahan ku.                                       AKu mendatangi orang-orang yang bisa membimbing ku tanpa peduli tentang anggapan- anngapan miring yang beredar bahwa " lucy berteman dengan orang- orang hebat karena tujuan bla...bla..bla...", but i dont care about it....        AKu ingin berhasil dengan langkah- langkah yang mereka ambil selama berproses ke arah saat puncak, baik karier, religi atau apapun, waktu ku tak banyak untuk mencapai itu, di saat usia sebaya ku sudah mapan dengan berkeluarga, aku memikirkan nya pun sama sekali belum, aku ingin membangun karir ku kembali sambil memperindah diri dengan akhlak atau pencapaian apapun, mngkin dulu sudah tapi tak sadar aku telah mnghancurkannya, dan lalai sehingga sampai dengan saat ini.                                                                                                                                                                               Sabar bu,akan tiba masa dimana aku datang memelukmu dengan ungkapan permohonan maaf sedalam- dalamnya atas apa yang telah aku perbuat, di matamu aku tetaplah anak kecil yang patut untuk di atur dalam segala hal,dan itu sama sekali bukan suatu kesalahan, aku membuka hijab ku tapi aku masih bertahan akan batasan yang telah di koridorkan.sekali lagi " Lihat aku setelah ini, dan aku tetap mengandalkan Robb ku atas semua perkara di kehidupan ku"....... semua bukan karena kebetulan, seperti game angribirds di IPad sahabatku ini................                                                                jakarta,17 februari lantai 35 ,balkon jemuran sebuah apartement jadi tempat favorite ku malam ini, smoga berkesempatan singgah lagi lain waktu hanya dan semoga sudah merubah kondisiku dari yang saat ini terpuruk, hingga ada kesempatan kembali tersenyum lebar, ceria dan usil ku, pasti mereka rindu akan ku ketika itu.

00.44 Pas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun