Sudah setahun saya tidak memposting di akun kompasiana. Alasannya karena saya tidak pernah berkunjung akun ini adalah:
- Saya sibuk persiapan dan melaksanakan Ujian Sidang Skripsi yang dilaksanakan saat di awal bulan Ramadhan tahun lalu;
- Melakukan perbaikan (revisi) skripsi yang mengejar target wisuda bulan Agustus 2015;
- Memberikan hadiah yang terbaik walau sederhana untuk ibu, yaitu wisudanya saya;
- Sibuk rapat organisasi yang mengharuskan saya menjadi bagian dari panitia, kebetulan saya dijadikan seksi acara merangkap jadi data entry;
- Menjadi bagian panitia (menjadi seksi acara dan data entry peserta) pelaksanaan open recruitment organisasi yang saya ikuti;
- Selain itu, saya sibuk melamar pekerjaan;
- Memenuhi panggilan interview kerja.
Walaupun demikian, hati saya masih ingin serius dalam kegiatan menulis. Maka dari itu, saya di postingan ini sempatkan mencurahkannya. Tujuannya selain melepaskan kepenatan, tetapi juga untuk melampiaskan unek-unek yang saya simpan selama bertahun-tahun (terlalu berlebih, tetapi memang saya belum sempat dikeluarkan). Sekaligus usaha saya mendapatkan pekerjaan yang saya idamkan yaitu menjadi bagian tim kreatif di salah satu stasiun televisi swasta.
Langsung saya utarakan apa yang saya gelisahkan dalam unek-unek tersebut.
+****************************+
Apakah diantara kalian masih mengenal Sandrina? Dia adalah pemenang dalam ajang pencarian bakat di salah satu televisi swasta. Jikalau lupa, saya akan tampilkan foto beliau berikut ini.
Berikut adalah link yang menampilkan aksinya dalam menari:Â Aksi Sandrina dalam Grand-Final
Kini, bagaimana keberadaannya? Mengapa dia tidak sebanyak yang dikabarkan dengan rivalnya yaitu: Putri Ayu, bahkan Putri Ayu diduetkan bersama David Foster?
Dari pertanyaan tersebut, saya terbesit memiliki ide untuk mengenal lebih jauh tentang Sandrina.
Pertama, menurut saya, media banyak menyiarkan acara yang tidak memperkenalkan budaya lokal ke kancah internasional, salah satunya dengan memperkenalkan budaya tarian tradisional. Tarian tradisional ini lebih dikesampingkan dibandingkan dengan tarian modern, seperti breakdance, salsa, dsb. Oleh sebab itu, saya menginginkan ada pihak dari stasiun televisi untuk menyiarkan program yang memperlihatkan dan mengenalkan tarian tradisional kepada khalayak, utamanya generasi muda.
Kedua, jika Sandrina lebih menyukai passion menari, mengapa televisi swasta tersebut tidak memperpanjang kontrak beliau untuk mengisi acara? Bisa saja, karena passion Sandrina dikelola dan diberdayakan lebih baik lagi.
Ketiga dengan sinergi passionnya Sandrina dan haus akan hiburan yang mendidik berisi tarian tradisional, maka tercipta Indonesia akan dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi kebudayaan lokal.