Mohon tunggu...
LUCKY NUGROHO
LUCKY NUGROHO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Mercu Buana

Filateli dan Berenang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pasar Modal 2025: Teknologi Hijau hingga Saham Prospektif

12 Januari 2025   17:00 Diperbarui: 12 Januari 2025   12:38 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: shutterstock 

Pasar modal memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Pada tahun 2024, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa di tengah dinamika global yang penuh tantangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan berbagai pergerakan, meski ditutup dengan penurunan 3,25% secara year-to-date (ytd) pada level 7.036,57. Namun, penghimpunan dana mencapai Rp251,04 triliun, melampaui target Rp200 triliun. Hal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental pasar modal Indonesia. Di sisi lain, pasar saham Amerika Serikat mencapai puncaknya, didorong oleh kinerja cemerlang dari perusahaan teknologi besar yang dikenal sebagai "Magnificent Seven": Apple, Microsoft, Nvidia, Amazon, Alphabet, Meta, dan Tesla. Kelompok ini berkontribusi sekitar 60% terhadap total kenaikan 24% indeks S&P 500, dengan Nvidia mencatat lonjakan harga saham hingga 171%, didorong oleh permintaan tinggi untuk chip AI. Dominasi inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor utama di balik pertumbuhan ini. Fenomena ini relevan sebagai pembelajaran untuk memetakan potensi pasar modal Indonesia pada tahun 2025.

Lebih lanjut, fenomena global menunjukkan bahwa inovasi teknologi memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan pasar modal. Namun demikian, pasar modal Indonesia, meski menunjukkan ketahanan, belum sepenuhnya mengadopsi inovasi serupa untuk mendukung pertumbuhan. Ketergantungan terhadap sektor tradisional seperti keuangan dan konsumsi masih mendominasi, sementara sektor teknologi lokal belum mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembalian pasar secara keseluruhan. Fenomena gap ini mencerminkan perlunya langkah strategis untuk memperkuat inovasi teknologi di pasar modal Indonesia. Pemanfaatan teknologi berbasis digital dan produk investasi yang relevan dengan kebutuhan investor modern dapat menjadi solusi untuk meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia secara global.

Kondisi Ekonomi dan Kebijakan Pemerintah

Kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah adalah dua elemen utama yang menentukan daya tarik investasi suatu negara. Pada tahun 2025, Indonesia menghadapi tantangan dan peluang yang kompleks dalam upayanya menciptakan lingkungan investasi yang kompetitif. Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, kebijakan fiskal, moneter, pembangunan infrastruktur, dan perhatian terhadap keberlanjutan menjadi fokus utama pemerintah dalam menarik investasi domestik maupun asing. Artikel ini mengeksplorasi berbagai aspek yang memengaruhi iklim investasi di Indonesia pada tahun tersebut. Tahun 2025 diperkirakan menjadi masa pemulihan ekonomi global setelah pandemi dan berbagai ketegangan geopolitik. Meski demikian, tantangan seperti inflasi global yang mencapai 4,5% dan ketidakstabilan harga komoditas tetap menjadi risiko yang perlu diantisipasi. Di sisi lain, Indonesia optimis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,1%-5,5%, didukung oleh inflasi terkendali antara 1,5%-3,5%. Faktor-faktor seperti penguatan hilirisasi sumber daya alam, pengembangan kendaraan listrik, dan digitalisasi menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi. Stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi elemen penting untuk menjaga kepercayaan investor, terutama dalam menghadapi fluktuasi pasar global. Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan fiskal yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Pengelolaan anggaran yang efektif diarahkan untuk pembangunan infrastruktur strategis, insentif bagi sektor prioritas, dan penguatan kualitas sumber daya manusia. Di sisi lain, Bank Indonesia memprioritaskan kebijakan moneter yang stabil, menjaga inflasi, dan memastikan suku bunga yang kompetitif untuk mendukung investasi. Sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter ini menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi para investor. Investasi dalam infrastruktur terus menjadi prioritas utama pemerintah. Pembangunan infrastruktur yang masif, seperti jalan tol, pelabuhan, dan kawasan industri, bertujuan meningkatkan konektivitas serta efisiensi logistik. Di sisi lain, peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi yang diarahkan untuk mencetak tenaga kerja kompeten. Langkah ini tidak hanya mendukung kebutuhan pasar tenaga kerja, tetapi juga menjadi daya tarik tambahan bagi investor yang ingin berinvestasi di sektor manufaktur dan teknologi. Selain itu, pemerintah perlu untuk berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mengadopsi kebijakan ramah lingkungan. Tren global yang mengutamakan ekonomi hijau mendorong pemerintah Indonesia untuk memberikan insentif pada sektor energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, dan pengelolaan limbah. Kebijakan ini bertujuan menarik investor yang peduli terhadap isu keberlanjutan, sekaligus memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak merusak lingkungan.  Lebih lanjut pemerintah Indonesia pada tahun 2025 akan memberlakukan kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% untuk barang mewah. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan pendapatan negara dan mendorong pemerataan ekonomi. Namun, dampaknya terhadap daya beli masyarakat dan kinerja perusahaan di sektor tertentu perlu dicermati. Investor perlu mempertimbangkan sektor-sektor yang akan terdampak, terutama sektor konsumsi. Pada sisi lain, realisasi investasi yang meningkat menjadi indikator kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Oleh karenanya, pemerintah perlu memperkuat strategi hilirisasi sumber daya alam untuk menciptakan nilai tambah produk dan membuka lapangan kerja baru. Kebijakan ini mencakup sektor-sektor strategis seperti industri manufaktur, energi terbarukan, dan teknologi. Dengan insentif yang menarik, investor dapat terlibat lebih aktif dalam pengembangan sektor-sektor tersebut.  Ketidakpastian global seperti inflasi tinggi, fluktuasi harga komoditas, dan ketegangan geopolitik tetap menjadi tantangan yang perlu dihadapi. Diversifikasi investasi ke sektor-sektor dengan fundamental yang kuat, seperti pangan, transportasi, dan logistik, menjadi strategi penting untuk mengurangi risiko. Koordinasi antara kebijakan domestik dan respons terhadap dinamika global juga diperlukan untuk menjaga stabilitas iklim investasi. Oleh karena itu, melalui berbagai kebijakan yang telah diterapkan dan proyeksi kondisi ekonomi yang positif, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi tujuan investasi yang kompetitif pada tahun 2025. Dukungan pemerintah yang konsisten terhadap pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan dalam menarik lebih banyak investasi.

Langkah Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Pasar modal memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional dengan menjadi sarana utama penghimpunan modal dan pengalokasian dana secara efisien. Sebagai regulator pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki tanggung jawab untuk memastikan stabilitas pasar modal dan meningkatkan daya tariknya bagi investor. Menghadapi tantangan global seperti fluktuasi pasar, transformasi digital, dan isu keberlanjutan, OJK telah mengembangkan langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja pasar modal serta menarik lebih banyak investor domestik dan internasional. OJK menerapkan kebijakan ketat dalam pengungkapan informasi dan perlindungan investor. Penerbitan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 13 Tahun 2023 memberikan OJK kewenangan untuk menetapkan kebijakan mitigasi volatilitas dan memberikan stimulus dalam kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan investor dengan menciptakan pasar modal yang lebih transparan dan akuntabel, sekaligus memperkuat pengawasan terhadap pelanggaran yang dapat merusak stabilitas pasar. OJK mendorong penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas akses pasar modal. Kebijakan ini termasuk integrasi teknologi seperti big data dan blockchain untuk mendukung keamanan transaksi serta pengurangan asimetri informasi. Pengembangan produk berbasis teknologi, seperti reksa dana melalui aplikasi digital, mempermudah investor, terutama generasi muda, untuk berpartisipasi di pasar modal. Inovasi ini juga mempercepat pertumbuhan jumlah investor ritel, yang pada tahun 2023 meningkat hingga 20%.  Pada sisi lain, rendahnya literasi keuangan masyarakat menjadi tantangan signifikan bagi pasar modal Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalankan program edukasi keuangan, termasuk kampanye literasi untuk menjangkau lebih dari 1 juta masyarakat pada tahun 2024. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya investasi di pasar modal, sekaligus memperluas partisipasi investor ritel yang dapat meningkatkan likuiditas pasar. Selanjutnya, OJK juga memiliki komitmen untuk memperkuat infrastruktur pasar modal melalui sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang mendukung layanan transfer dana yang lebih cepat dan aman. Infrastruktur ini mendukung transformasi digital dan meningkatkan likuiditas pasar modal, sehingga mempermudah investor untuk melakukan transaksi dengan lebih efisien. Selain itu, dalam rangka menarik investor global yang peduli terhadap isu lingkungan, OJK mempromosikan ekonomi hijau dan investasi berkelanjutan. Kebijakan ini memberikan insentif kepada sektor energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, dan proyek ramah lingkungan. Langkah ini tidak hanya meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia di tingkat internasional, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kerja sama antara OJK, pelaku pasar, dan pemerintah merupakan kunci utama untuk menciptakan ekosistem pasar modal yang sehat. OJK memfasilitasi forum investasi dan diskusi strategis untuk menyelaraskan visi antara pemangku kepentingan. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat stabilitas pasar modal, menciptakan produk investasi baru, dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang kompeten di sektor keuangan. Oleh karenanya, melalui serangkaian langkah strategis ini, OJK menunjukkan komitmen kuat dalam memastikan pasar modal Indonesia tetap stabil dan kompetitif di tengah tantangan global. Langkah ini menjadi fondasi bagi perkembangan pasar modal yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

Peran Teknologi pada Pasar Modal

Perkembangan teknologi telah mengubah lanskap pasar modal secara global, termasuk di Indonesia. Dengan integrasi teknologi seperti big data, blockchain, dan artificial intelligence (AI), pasar modal semakin efisien, transparan, dan aman. Di era digital ini, teknologi menjadi alat penting untuk menarik investor dan memastikan keamanan transaksi, sehingga memperkuat kepercayaan terhadap pasar modal. Lebih lanjut, pemanfaatan dari teknologi pada pasar modal dapat berdampak pada hal-hal sebagai berikut:

  • Kemudahan Akses dan Transaksi: Teknologi memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses pasar modal. Melalui platform digital, investor dapat membuka rekening efek dan bertransaksi saham kapan saja dan di mana saja. Aplikasi mobile dan situs web yang ramah pengguna memungkinkan transaksi dilakukan dengan cepat dan efisien. Kemudahan ini mendorong peningkatan jumlah investor ritel hingga 20% pada tahun 2023, terutama di kalangan generasi muda yang akrab dengan teknologi.
  • Transparansi dan Informasi Real-Time: Teknologi telah meningkatkan transparansi pasar modal melalui penyediaan informasi secara real-time. Investor dapat dengan mudah mengakses data harga saham, laporan keuangan, dan berita pasar terbaru. Informasi yang tersedia secara transparan ini membantu investor dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih cepat, sehingga meningkatkan kepercayaan mereka terhadap pasar modal.
  • Keamanan Transaksi melalui Teknologi: Keamanan transaksi menjadi salah satu prioritas utama dalam pasar modal. Teknologi blockchain memungkinkan pencatatan transaksi yang transparan, aman, dan tidak dapat diubah. Sistem ini mengurangi risiko manipulasi data dan meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu, sistem keamanan canggih seperti enkripsi data dan otentikasi dua faktor memberikan perlindungan tambahan terhadap ancaman cyber, melindungi data pribadi serta transaksi keuangan investor.
  • Inovasi Produk Keuangan: Teknologi juga mendorong inovasi dalam produk investasi. Platform digital kini menawarkan berbagai produk berbasis teknologi, seperti robo-advisors dan reksa dana digital. Produk ini menarik minat investor muda dengan kemudahan akses dan biaya yang lebih terjangkau. Inovasi lainnya seperti obligasi hijau dan sukuk hijau menciptakan peluang baru bagi investor yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.
  • Digitalisasi dan Transformasi Pasar Modal: Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan transformasi digital untuk meningkatkan daya tarik pasar modal. Inisiatif seperti penerapan Multiple Voting Share (MVS), peluncuran Indeks LQ45 Low Carbon Leaders, dan integrasi e-Registration dengan sistem SPRINT OJK adalah contoh bagaimana teknologi digunakan untuk menciptakan pasar modal yang lebih modern dan inklusif. Langkah-langkah ini meningkatkan efisiensi operasional dan menarik lebih banyak investor domestik maupun internasional.
  • Analisis Data dan Kecerdasan Buatan: Penggunaan big data dan AI memungkinkan analisis pasar yang lebih mendalam. Teknologi ini membantu perusahaan sekuritas memberikan rekomendasi investasi yang lebih akurat dan terpersonalisasi. Investor dapat memanfaatkan analisis ini untuk memahami tren pasar dan mengoptimalkan keputusan investasi mereka, yang pada akhirnya meningkatkan daya tarik pasar modal.
  • Kolaborasi Pemangku Kepentingan: Kolaborasi antara pemerintah, regulator, dan pelaku pasar memainkan peran penting dalam penerapan teknologi di pasar modal. Forum digitalisasi pasar modal, pelatihan terkait keamanan siber, dan peningkatan literasi keuangan menjadi langkah konkret yang diambil untuk memperkuat ekosistem pasar modal. Kolaborasi ini memastikan bahwa semua pihak dapat memanfaatkan teknologi dengan optimal.

Oleh karena itu, melalui integrasi teknologi yang tepat, pasar modal Indonesia menjadi lebih efisien, transparan, dan inklusif, menjadikannya salah satu destinasi investasi unggulan di kawasan Asia.

Dinamika Global dan Ketidakpastian Ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun