Mohon tunggu...
Lucky Irman Firmansyah
Lucky Irman Firmansyah Mohon Tunggu... -

Menulis selagi ada yang bisa ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Toleransi Harga Mati

2 Januari 2019   11:45 Diperbarui: 2 Januari 2019   12:02 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Toleransi menjadi sebuah topik yang bayak di ulas oleh media massa di Indonesia belakangan ini. Namun apa yang di ulas bukan dari sisi positifnya, sebaliknya.

Dari banyak berita yang di ulas di media massa, perbedaan keyakinan adalah hal yang paling sering di ulas, hal ini tidak lepas dari kasus-kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia belakangan ini, mulai dari penolakan rumah ibadah hingga pengintimidasian terhadap individu yang tidak satu keyakinan. Kasus perbedaan keyakinan ini banyak muncul oleh kelompok-kelompok yang merasa kelompoknya lah yang paling benar dan menganggap yang lainnya salah. 

Hal ini mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak seperti intimidasi, diskriminasi, kekerasan fisik hingga kriminalisasi sewenang-wenang terhadap individu lain. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan semboyan Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang seakan runtuh oleh sikap masyarakat Indonesia yang tidak mengimplementasikan semboyan ini begaimana semestinya.

Proses hukum dan penegakan hukum yang belum baik kepada pelaku intoleransi menjadi salah satu hal yang patut di perhatikan oleh pemerintah, agar terciptanya efek jera kepada pelaku intolenrasi. Selain itu, edukasi akan toleransi dari pendidikan anak usai dini hingga perguruan tinggi harus diimplementasikan dengan baik dan benar, agar tertanamnya semangat keberagaman dalam diri masyarakat Indonesia.

Toleransi menjadi harga mati bagi kita saat ini, agar terciptanya ketentraman dalam kehidupan sosial. Akan lebih baik jika kita menyerukan toleransi mulai dari diri kita sendiri dengan menghargai setiap pilihan yang diambil orang lain dan tidak melakukan tindak anarki terhadap orang lain yang tidak sejalan dengan kita.

Bahwasanya, perbedaan ada untuk bersatu bukan untuk melebur. Bila kasus-kasus ini masih sering terjadi di Indonesia, bersiaplah akan kehancuran yang akan terjadi di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun