Mohon tunggu...
Lucky Febrieni
Lucky Febrieni Mohon Tunggu... Mahasiswa - DIV Anestesiologi

Hobi saya adalah membaca buku, menonton film dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Muhammadiyah dalam Membangun Pendidikan Pelosok Negeri

18 Mei 2024   09:00 Diperbarui: 18 Mei 2024   09:33 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pada abad pertama (1912-2012) Muhammadiyah dinilai berhasil dalam tiga bidang pelayanan (amal): pendidikan, penyembuhan dan gizi, maka pada abad kedua Muhammadiyah berdedikasi memajukan peradaban umat berbasis gerakan literasi, yaitu gerakan untuk mendidik, mencerahkan, dan memajukan masyarakat nasional agar menjadi bangsa yang beriman, berilmu, cinta kasih, dan santun. Meminjam ungkapan Din Syamsuddin, Muhammadiyah yang didakwahkan pada abad kedua harus mempunyai visi pembebasan (tahrir), pencerahan (tanwir), pemberdayaan (taqwiyah, pemberdayaan), dan kemajuan peradaban manusia dan bangsa.Inti dari Gerakan Literasi Peradaban adalah gerakan literasi, agama, ilmu pengetahuan, teknologi digital dan nilai-nilai kehidupan Islam yang progresif. Literasi yang membudayakan memposisikan masyarakat sebagai agen peradaban sehingga pendekatan hidup (way of life) mereka tidak sekedar hidup untuk makan dan bertahan hidup, mencari kekayaan dan merebut kekuasaan, apalagi dengan cara apapun yang diperlukan.

Berdasarkan teologi Al-Ma'un, konsep dan implementasi Islam progresif memerlukan perpaduan dua model kritis secara simultan, yaitu kritik teks dan kritik konteks (realitas sosial) selalu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (science, technology). . dan seni) dan kepentingan sosial masyarakat. Oleh karena itu, lulusan sistem pendidikan muhammadiyah harus mampu menampilkan profilnya sebagai khaira umma dan ummatan wasathan (umma moderat, umma moderat), tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrim kiri, tidak anarkis dan tidak teroris, toleran namun tegas, tegas dan tegas. kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan tidak berpihak pada kepentingan umat dan bangsa (Wahab, 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun