Mohon tunggu...
Lucky Febrieni
Lucky Febrieni Mohon Tunggu... Mahasiswa - DIV Anestesiologi

Hobi saya adalah membaca buku, menonton film dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Muhammadiyah dalam Membangun Pendidikan Pelosok Negeri

18 Mei 2024   09:00 Diperbarui: 18 Mei 2024   09:33 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara dengan sejarah pendidikan yang beragam. Hal ini karena banyak organisasi juga melihat pelatihan sebagai sarana pergerakan dan keterlibatan. Dari sekian banyak organisasi terlihat bahwa Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang masih menunjukkan eksistensinya bahkan berkembang sangat pesat seiring berjalannya waktu. Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang penting di Indonesia. Arti kata Muhammadiyah berarti pengikut Muhammad atau orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW (Rusydi, 2016).

Sebagai gerakan sosial keagamaan, Muhammadiyah tak kenal lelah menjalankan misi dan tujuan mulianya: terciptanya masyarakat Islam yang benar-benar selaras dengan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.     Eksistensi dan sumbangsih Muhammadiyah benar-benar dirasakan oleh warga bangsa dan dunia. Muhammadiyah telah berkomitmen dalam berbagai bidang amal, khususnya pendidikan, sejak jauh sebelum berdirinya Negara Republik Indonesia. Namun rencana internasionalisasi Muhammadiyah tidak hanya menjadikan organisasinya lebih mendunia, apalagi dengan badan-badan amal pendidikan yang sudah berdiri dan beroperasi di luar negeri, seperti: UMAM di Malaysia, TK ABA di Mesir, dan Muhammadiyah Australia College Melton, tetapi juga untuk menciptakan semangat keberagaman. jihad sosial pendidikan di Muhammadiyah mewarnainya sebagai sistem pendidikan yang maju dan menyebar ke seluruh tanah air.

Diketahui bahwa Muhammadiyah mempunyai semangat filantropis dalam membangun gerakan progresif, yaitu: "Less talk (berdiskusi, perbanyak berkarya)." Bagi Muhammadiyah, transaksi dan pelayanan yang bermanfaat dan bermanfaat bagi umat, bangsa dan kemanusiaan adalah jiwa, semangat dan arah gerakan muhammadiyah tidak menumbuhkan "slogan-slogan jualan" seperti menetapkan harga NKRI atau merasa paling toleran dan pancasila, padahal justru sebaliknya menjadi bukti nyata dalam kehidupan bermasyarakat. dan tidak hanya untuk "diskusi" tanpa masukan nyata. Di bidang pelayanan pendidikan, yang terakhir menunjukkan data bahwa Muhammadiyah kini memiliki 172 PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah, 85 diantaranya berbentuk perguruan tinggi dan sisanya institut, sekolah menengah) dan 9 PTA (Perguruan Tinggi Aisyah). Padahal, organisasi perempuan pertama yang menginisiasi terciptanya pendidikan tinggi adalah Aisyiyah. Selain itu, Muhammadiyah juga mengelola 20.233 PAUD, 1.432 SD, 1.385 MI, 246 SMP, 578 MT, 535 SMA, 218 MA, 616 SMK, 50 SLB, 440 KBM Islami, 4490 KB Islami. Seluruh organisasi pendidikan AUM (Muhammadiyah Charities) menunjukkan komitmen kuat Muhammadiyah dalam mencerdaskan umat dan bangsa serta mencerdaskan masa depan (Wahab, 2024).

Semua AUM ini tersebar di nusantara. Bahkan, Muhammadiyah menjadi garda terdepan dalam melayani kebutuhan pendidikan masyarakat di wilayah minoritas Muslim seperti Papua, NTT, dan Sulawesi Utara. Di Papua dan NTT, mahasiswa PTM mayoritas (65-80%) seperti Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Muhammadiyah Manado dan Universitas Muhammadiyah Kupang (NTT) adalah non-Muslim (Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu), maka dari fakta sosial tersebut lahirlah istilah Krismuha (Muhammadiyah Kristen).

Adapun Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar dan Tajdid baraqidah Islam yang berlandaskan K.H. berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Ahmad Dahlan 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyyah bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Kauman, Yogyakarta. Muhammadiyah dalam rangka memajukan dan membina agama Islam hingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Visi pendidikan Muhammadiyah terdiri dari Islam, Kemuhammadiyahan, Kebangsaan, Integritas dan Unggul. Pemahaman ini merupakan satuan penting yang harus dikembangkan dalam setiap lembaga Muhammadiyah. Pendidikan Muhammadiyah memerlukan perubahan, inovasi saja tidak cukup. Pendidikan AIK merupakan ruh pendidikan muhammadiyah, sehingga aktivitasnya harus ditingkatkan. Pendidikan Islam bertujuan untuk memperoleh, memahami dan menghayati serta mengamalkan ajaran Islam. Ajaran tersebut menekankan keseimbangan, keselarasan dan keselarasan dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia lain, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam. lingkungan hidup menurut Al-Quran dan As-Sunnah. Tujuan pendidikan muhammadiyah adalah memahami dasar-dasar gerakan dan ideologi muhammadiyah, seperti tafsir muqaddimah konstitusi, keyakinan matan dan cita-cita hidup (mkch), khittah perjuangan, kepribadian muhammadiyah, dan pedoman hidup islami. warga muhammadiyah (muhammadiyah). PHIW) ), serta pengenalan, pemahaman, pengenalan mahasiswa dan partisipasi aktif dalam berbagai gerakan dan kegiatan Muhammadiyah (Nuryana, 2017).

Landasan pendidikan Muhammadiyah didasarkan pada motivasi teologis bahwa manusia dapat mencapai keimanan dan ketaqwaan yang utuh apabila mempunyai ilmu yang mendalam. Al-Qur'an menjelaskan dengan sangat lengkap perbedaan antara orang berilmu dan orang bodoh, orang yang mendapat petunjuk dan orang yang sesat. Tingginya seseorang bila ia mempunyai keimanan yang dalam dan ilmu yang luas. Adanya pendidikan Muhammad merupakan bentuk amal saja pada saat itu. K. H. Ahmad Dahlan mampu menawarkan model pendidikan baru sebagai pembaharuan pendidikan sekolah tradisional Belanda dan sekolah asrama Islam (ashlah). Pendidikan muhammadiyah juga mampu melahirkan generasi baru yang lebih "lengkap" dibandingkan alumni pesantren dan sekolah belanda (Rusydi, 2016).

Salah satu penyebab berdirinya Muhammadiyah adalah karena lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan zaman. Selain isi dan metode pengajarannya yang kurang tepat, sistem pendidikan pun perlu dibenahi secara menyeluruh. Maka mendirikan sekolah yang tidak lagi memisahkan kelas agama dan ilmu umum pada hakikatnya adalah sebuah ikhtiar yang sangat penting dan penting. Sebab dengan sistem ini masyarakat Indonesia dilatih menjadi bangsa yang berkepribadian utuh, tidak terbagi menjadi individu yang berpengetahuan umum atau hanya berilmu agama saja (Munawwarah, 2017).

Gagasan pembaharuan pendidikan Islam yang disampaikan oleh Muhammadiyah tidak hanya disebarkan melalui lembaga pendidikan formal, namun juga melalui berbagai forum seperti forum belajar kelompok, baik bagi orang tua, remaja maupun perempuan. Beberapa nama forum pengajian tersebut adalah: Ikhwanul Muslimin, Toharotul Qulub, Fathul Asror, Miftahus Sa'adah, Sumarah Ngalah, Sidik Amanah Tabligh Fatonah dll.

Melihat informasi dan fakta pesatnya perkembangan organisasi muhammadiyah, maka dapat digeneralisasikan bahwa muhammadiyah hanya sedikit berperan dalam perkembangan bangsa indonesia. Dapat dikatakan bahwa Muhammadiyah melalui tiga masa (penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, dan kemerdekaan) selalu terkesan berjuang dan bekerja sama dengan bangsanya. Muhammadiyah melakukan pembaharuan pendidikan di Indonesia melalui cita-cita, teknik dan material adalah sesuatu pencapaian yang luar biasa yang hingga kini masih bertahan bahkan perlu dikembangkan.

Muhammadiyah mereformasi sistem pendidikan dari tradisional menjadi modern berdasarkan teologi al-Ma'un. al-Qismu al-Arqa didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918, yang kemudian bertransformasi menjadi Madrasah Mu'allimin dan Mu'allimat, merupakan model pendidikan Islam yang dirancang berbasis sistem dan ditujukan untuk pembentukan ulama, zu'ama (pemimpin) dan pendidik masa depan. Keunggulan sistem pendidikan muhammadiyah diwarisi dari KH. Ahmad Dahlan tidak mengandalkan kekuatan angka, namun mengoptimalkan sistem dan manajemen modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun