(11/07/23) – LPPM UNAIR Melaksanakan penerjunan mahasiswa KKN-BBK (Belajar Bersama Komunitas) Periode II Tahun akademik 2022/2023. Dan tersebar di berbagai desa di Jawa Timur termasuk Desa Nglanduk, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.Â
Kegiatan KKN-BBK 2 difokuskan pada 4 bidang garap yaitu bidang lingkungan, kesehatan, ekonomi, dan Pendidikan. Salah satu program kerja unggulan dari kelompok KKN-BBK 2 Desa Nglanduk adalah PAAREDi yang merupakan program kerja di bidang Pendidikan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung tercapainya SDG’s nomor 4 tentang Pendidikan berkualitas yang ditujukan untuk orang tua dan remaja agar dapat mencegah terjadinya kenakalan remaja.
PENDAHULUAN
Desa Nglanduk merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun yang terletak di wilayah utara Kecamatan Wungu. Desa Nglanduk merupakan daerah pertanian, sehingga mayoritas masyarakatnya merupakan petani. Desa Nglanduk merupakan penghasil padi yang sangat baik dari tahun ketahunnya. Sehingga Desa Nglanduk merupakan salah satu lumbung padi di Kabupaten Madiun dan merupakan desa yang menjadi sentra percontohan benih unggul padi oleh dinas pertanian.Â
Namun, dibalik perkembangan bidang pertanian yang pesat, Desa Nglanduk mempunyai permasalahan yang berkaitan dengan Pendidikan yaitu rendahnya aksesibilitas yang disebabkan jarak yang jauh antara desa dengan sekolah-sekolah di kota. Hal ini menyebabkan fasilitas Pendidikan pada desa Nglanduk terbatas dan kurang memadai. Akibat akses terhadap Pendidikan berkualitas yang terbatas menyebabkan angka kenakalan remaja di Desa Nglanduk tergolong tinggi.Â
Munculnya kenyataan kenakalan remaja dengan status masih pelajar menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan baik dari sisi pendidikan, psikologi, sosial, maupun budaya. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Masa remaja biasanya adalah masa dimana ia sedang mencari pola hidup dan jati diri yang dikira sesuai dengan dirinya. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada saat remaja menimbulkan kekhawatiran bagi lingkungan, terutama orangtuanya. Berbagai perilaku kenakalan remaja yang dilakukan merupakan bukti lemah dan rendahnya moralitas kehidupan usia remaja.Â
Sebagai ilustrasi, situasi mengenai banyaknya remaja Indonesia yang menghadapi tantangan sosial ditunjukkan melalui tindakan kriminal, perilaku asusila, dan gaya hidup bebas. Selain itu, ada pula isu budaya terkait dengan hilangnya identitas diri dan pengaruh budaya barat yang kuat. Sementara itu, degradasi moral tercermin dalam kurangnya rasa hormat terhadap sesama.
Perkembangan teknologi modern, industrialisasi, dan mekanisasi telah menciptakan kehidupan masyarakat modern yang kompleks. Dalam konteks ini, adaptasi individu terhadap situasi ini menjadi sebuah tantangan karena bisa menyebabkan konflik, kecemasan, dan ketidakpastian jika individu tidak memiliki kendali diri yang kuat. Konflik yang muncul dapat bersifat eksternal, terbuka, atau internal, yang tersembunyi dan tidak tampak dari luar. Timbulnya konflik di masyarakat modern juga disebabkan oleh kurangnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat, yang tidak selalu diikuti oleh perkembangan pola pikir mereka.Â
Globalisasi, kemajuan teknologi informasi, dan komunikasi melalui internet dan telepon seluler merupakan fenomena yang terjadi dalam masyarakat modern, menyediakan berbagai kemudahan namun juga membawa dampak luas baik positif maupun negatif. Era modern ditandai oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju, dan hal ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dalam dunia modern telah memiliki dampak signifikan pada kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Tidak dapat dihindari, perkembangan ini telah membawa setiap individu ke dalam dunia digital yang sering disebut sebagai dunia virtual. Salah satu bentuk dari dunia digital ini adalah komunikasi melalui media massa, terutama dengan jaringan internet yang telah menjangkau berbagai daerah. Komunikasi melalui internet atau komunikasi virtual adalah cara berkomunikasi di mana pesan dikirim dan diterima melalui ruang siber (cyberspace).
Bentuk komunikasi ini menjadi favorit di kalangan remaja karena dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Media komunikasi ini menawarkan berbagai kemudahan, seperti fasilitas web, chatting, email, Facebook, Friendster, Twitter, WhatsApp, dan lain sebagainya, yang membuat komunikasi menjadi lebih efektif dan efisien. Pandangan mengenai berbagai hal yang terjadi di masyarakat disampaikan melalui media massa, yang juga harus berfungsi sebagai kontrol sosial dan pembimbing bagi masyarakat.Â
Oleh karena itu, peran media massa sangat penting dalam membangun kepercayaan dan kredibilitas di kalangan konsumen. Namun, saat ini perkembangan media massa telah mengalami perubahan. Media massa berdampak pada perilaku manusia dengan tiga dasar pemikiran, yaitu pertama, melihat kekerasan dapat memunculkan keterbangkitan fisik (arousal) yang kemudian bisa disalurkan ke dalam perilaku lain; kedua, penelitian juga menunjukkan bahwa melihat kekerasan dapat memberikan rasa katharsis atau pembebasan emosi; ketiga, melihat kekerasan dapat memicu perilaku agresif dengan mengaktifkan pikiran yang berhubungan dengan kekerasan (violence-related).
Selain itu, tayangan di televisi juga bisa menyebabkan imitasi, yaitu meniru perilaku yang dilihat melalui media.
Orang tua memiliki peran dalam pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seorang anak. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah lingkungan terdekat dari pertumbuhan seorang anak. Selain itu, keluarga juga memiliki fungsi sebagai tempat untuk menerima, merawat dan mendidik seorang anak. Pada dasarnya, keluarga ditujukan sebagai pendidikan dasar yang memberikan arah bagi seorang anak. Anak dapat tumbuh menjadi seorang yang mandiri, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan kehidupan sesuai dengan martabat dan sejarahnya. Sebaliknya, pendidikan yang buruk dapat memiliki konsekuensi tidak baik untuk pertumbuhan pribadi anak.
Secara psikologis, anak di bawah umur yang melanggar hukum merupakan salah satu bentuk konflik tidak terselesaikan dengan baik pada anak-anak dan remaja. Menurut Aristoteles (Sarlito 2006:21) menunjukkan jika usia 14-21 dimasukkan remaja (dewasa muda).Â
Kejahatan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 17 tahun sangat beragam dari praktik-praktik yang tidak bermoral hingga bertentangan dengan hukum masyarakat. Generasi muda adalah sumber daya manusia yang sangat potensial sebagai penerus cita-cita negara yang memiliki peran sangat penting. Remaja membutuhkan perlindungan dan bimbingan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial secara utuh. Dukungan aktif dan partisipasi positif diperlukan dari semua pihak, terutama orang tua. Dalam hal ini, orang tua harus mendorong psikologi pada remaja dengan menanamkan dalam diri mereka nilai-nilai agama.Â
Pola kriminal seorang ayah, ibu atau salah satu anggota keluarga dapat membekas pada sebagian besar anggota keluarga lainnya, terutama remaja. Oleh karena itu, tradisi, kebiasaan, dan filosofi hidup memiliki pengaruh besar dalam membentuk perilaku dan sikap setiap remaja. Dengan kata lain, perilaku orang tua mudah ditularkan kepada individu remaja. Temperamen orang tua, terutama ayah yang agresif, impulsif, pemarah, mendominasi, dan kriminal, tidak hanya mengubah gangguan temperamental tetapi juga menciptakan suasana psikologis yang mencemaskan bagi anak di bawah umur.Â
Hal itu berdampak buruk pada psikologi anak muda, sehingga mudah mengembangkan kebiasaan melakukan kejahatan. Kualitas hidup keluarga atau orang tua jelas memegang peranan paling penting dalam membentuk kepribadian remaja. Misalnya, kekacauan keluarga karena kematian orang tua, perceraian, perpisahan orang tua, poligami, keluarga dikelilingi oleh konflik kekerasan, semuanya adalah sumber untuk memicu melakukan kenakalan remaja. Maka dari itu, dukungan dan contoh yang baik dari orang tua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan karakter bagi remaja (Pratiwi, 2019; Weya, 2015).Â
METODE
Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Desa Nglanduk, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur. Di era perkembangan teknologi yang semakin pesat, diperlukan pembinaan pola asuh orang tua terhadap anak dan remaja. Hal ini bertujuan untuk mengurangi permasalahan kenakalan remaja yang merupakan salah satu konflik dengan urgensitas tinggi yang perlu diperhatikan di Desa Nglanduk. Kegiatan pembinaan pola asuh anak dan remaja di era digital (PAAREDi) dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Juli 2023 pukul 09.00-10.00 WIB.Â
Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK se-kecamatan Wungu dan setiap ibu-ibu PKK mengikutsertakan perwakilan anak remaja. Diharapkan dengan hadirnya ibu-ibu PKK ini dapat meningkatkan ilmu tentang pola asuh yang harus dilakukan orang tua di era digital sehingga anak atau remaja dapat terhindar dari kenakalan remaja akibat perkembangan teknologi. Selain itu, dengan hadirnya anak-anak remaja diharapkan mereka dapat bersikap dengan tepat sesuai dengan perkembangan teknologi.Â
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode sosialisasi yang disampaikan langsung oleh salah satu peserta KKN-BBK 2 Desa Nglanduk. Sosialisasi ini menjelaskan tentang pengertian digital native (gen z), manfaat teknologi, risiko penggunaan teknologi, dan pola asuh orang tua yang tepat agar anak terhindar dari risiko penggunaan gadget yang dapat menjerumuskan dalam kenakalan remaja. Pada sesi terakhir sosialisasi dilakukan diskusi atau tanya jawab antara peserta dengan pemater dan kemudian dilakukan proses pemantauan dan evaluasi untuk melihat keberhasilan dari kegiatan ini.Â
Proses pemantauan ini didapatkan dari kemampuan peserta dalam mengikuti rangkaian kegiatan dan interaksi antara pemateri dengan peserta. Sedangkan tahap evaluasi dilakukan dalam bentuk penulisan hasil kegiatan sosialisasi pada laporan kegiatan mingguan dan laporan akhir yang akan diserahkan pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga, Surabaya. Evaluasi berisi hambatan yang terjadi ketika pelaksanaan kegiatan serta pemahaman dari orang tua dan remaja terhadap pola asuh yang tepat untuk menghadapi era digital ini agar anak tidak terjerumus pada kenakalan remaja.Â
HASIL DAN PEMBAHASAN
Era digital yang ada saat ini memiliki pengaruh pada penggunaan media sosial media pada kalangan anak usia dini. Hal ini memberikan dampak yang baik dan buruk terhadap perkembangan remaja saat ini. Penyampaian materi sosialisasi diawali dengan penyampaian masalah-masalah yang dihadapi orang tua yang terjadi karena penggunaan gadget pada anaknya saat ini. Selain itu, para orang tua juga mengetahui tentang istilah digital native, yaitu keadaan dimana seseorang yang dari kelahirannya telah mengenal perkembangan teknologi, terutama anak dan remaja.
Hal ini meliputi animasi, internet, komputer, dan lain sebagainya (Lestari et al., 2021). Kemudian, pemateri juga menyampaikan tentang manfaat dan kesempatan-kesempatan baru yang diberikan oleh perkembangan teknologi di era digital ini, tetapi terdapat juga ancaman-ancaman atau dampak yang muncul karena hal tersebut. Hal ini perlu dijelaskan karena penting bagi orang tua untuk mengetahui dan memahami fakta-fakta yang terjadi di era digital. Dengan begitu, orang tua juga dapat menerapkan pola asuh yang tepat dan sesuai dengan perkembangan digital dan menghindari anak dari dampak-dampak digital yang sebelumnya telah dijelaskan.
Sosialisasi yang dilakukan melalui presentasi ini menjelaskan beberapa topik yang meliputi hal-hal berikut:
1. Pentingnya pendidikan dari orang tua kepada anak
Materi ini menjelaskan bahwa pendidikan memiliki peran penting di era digital ini. Pendidikan pertama yang diperoleh anak adalah dari lingkungan keluarga. Orang tua merupakan sosok pertama yang memberikan pengenalan positif tentang lingkungan sekitarnya. Melalui pendidikan, anak dapat membentuk kepribadiannya yang dimulai dari usia dini.
Di era digital ini, kehidupan anak tidak terlepas dari smartphone yang menciptakan aplikasi permainan. Hal ini berhubungan dengan istilah digital native yang membuat orang tua lebih paham tentang perbedaan zaman anak dan orang tua, serta dampaknya bagi anak di era digital ini. Orang tua perlu untuk mengontrol emosinya dan tidak memaksakan kemauannya. Sebaiknya, anak dididik untuk dapat mengontrol teknologi yang dimilikinya.
2. Manfaat dari penggunaan teknologi
Penggunaan teknologi memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah akses menuju informasi yang menjelaskan bahwa remaja dapat mencari pengetahuan, belajar materi pelajaran, dan mengeksplorasi minat mereka. Selanjutnya adalah komunikasi dan konektivitas yang menjelaskan bahwa melalui pesan teks, panggilan video, media sosial, remaja dapat membangun hubungan sosial, berbagi pengalaman, dan tetap berhubungan dengan orang lain. Kemudian, teknologi dapat meningkatkan kreativitas dan ekspresi diri.Â
Contohnya adalah remaja dapat menciptakan konten digital, seperti musik, video, gambar, dan tulisan yang dapat diberi apresiasi dan umpan balik dari audiens yang luas. Kemudian, teknologi dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif melalui aplikasi pendidikan, platform pembelajaran online, dan sumber daya edukatif digital. Selanjutnya, teknologi dapat memberikan peluang karir dan mengembangkan keterampilan, seperti pemrograman, pemasaran digital, pengembangan aplikasi, atau desain grafis yang dapat dimanfaatkan untuk karir selanjutnya (Mayeni et al., 2019).
3. Risiko penggunaan teknologi
Penggunaan teknologi memberikan beberapa risiko pada penggunanya apabila tidak digunakan dengan baik. Risiko tersebut antara lain konten yang tidak sesuai dengan usia anak yang mengakses internet tersebut. Selain itu, anak yang dari kecil sudah mengenal teknologi akan sulit untuk lepas dari hal tersebut di era digital, sehingga menyebabkan kecanduan teknologi bagi remaja.Â
Cyberbullying atau pembullyan yang terjadi melalui media sosial juga sekarang marak terjadi berupa penghinaan daring dan penggangguan. Hal ini berdampak pada lingkungan online yang tidak aman dan terganggunya kesejahteraan mental individu. Selanjutnya, anak yang sudah kecanduan teknologi akan mengalami penurunan keterampilan sosial dan kualitas tidur yang buruk karena waktu yang terlalu banyak digunakan dalam penggunaan teknologi. Selain itu, teknologi saat ini mengancam keamanan dan privasi individu dengan mengambil data di media sosialnya (Adawiah, 2023; Irsyadillah et al., 2022).
4. Etika digital
Etika digital memberikan penjelasan mengenai prinsip dan norma-norma yang mengatur interaksi manusia dan perilaku yang tepat di lingkungan digital (Turnip & Siahaan, 2021). Dengan adanya etika digital, Mereka harus memahami pentingnya menghormati privasi orang lain, tidak menyebarkan berita palsu atau merugikan orang lain secara online, serta memahami konsekuensi dari tindakan mereka di dunia digital.
Etika digital tersebut meliputi keamanan digital, budaya online yang menghormati budaya dan nilai-nilai orang lain dalam interaksi, perlindungan privasi yang melibatkan penghormatan terhadap privasi individu dalam pengaturan online, kebijakan platform yang harus diikuti penggunanya, batasan waktu dan keseimbangan dalam mengelola waktu untuk menggunakan media digital, tanggung jawab dalam penggunaan yang mencakup, kesopanan, tidak menyebar informasi palsu, tidak melakukan cyberbullying, dan lain sebagainya, memberikan atribusi kepada pencipta asli dan memastikan kredibilitas, dan netiquette (etika berinternet yang mencakup kesopanan, menggunakan emoticon dengan tepat, penggunaan huruf besar dengan tepat, dan lain-lain.
5. Pola asuh orang tua yang sesuai agar anak terhindar dari risiko penggunaan gadget
Sosialisasi pola asuh anak di era digital melibatkan pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip yang relevan dengan penggunaan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari anak-anak. Orang tua perlu untuk menyadari pengaruh teknologi digital. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menyadari dampak teknologi digital pada perkembangan anak. Teknologi dapat memberikan manfaat besar, tetapi juga dapat memiliki efek negatif jika tidak digunakan dengan bijak. Selain itu, orang tua dapat juga membatasi waktu layar dengan cara mengatur waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menggunakan perangkat digital.Â
Pembatasan waktu layar yang sehat membantu menjaga keseimbangan antara aktivitas online dan offline serta mempromosikan kegiatan fisik, sosial, dan kreatif. Kemudian, orang tua juga dapat melakukan pengawasan aktif dengan cara memantau dan terlibat dalam kegiatan online anak-anak, mengawasi konten yang diakses, memastikan keselamatan online, dan membimbing anak-anak dalam menghadapi tantangan digital. Selain itu, orang tua dapat mengajarkan etika digital. membangun keterampilan digital dengan cara mendorong anak-anak untuk mengembangkan keterampilan digital yang positif dan kreatif yang mencakup kemampuan mencari informasi secara efektif, mengelola identitas online mereka, berkomunikasi dengan baik, dan memecahkan masalah secara digital.
Orang tua juga dapat menggunakan teknologi sebagai alat pendidikan sebagai alat pembelajaran yang efektif dan bermanfaat. Hal ini melibatkan penggunaan aplikasi pendidikan, konten edukatif online, dan sumber daya digital lainnya yang mendukung perkembangan kognitif anak-anak. Selain itu, orang tua dapat menjadi contoh yang baik, melakukan komunikasi terbuka dan pendekatan positif dengan anak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara terbuka, mendorong anak-anak untuk berbagi pengalaman, pertanyaan, atau kekhawatiran mereka terkait teknologi, sehingga orang tua dapat memberikan panduan dan mendukung mereka.Â
Remaja harus merasa nyaman untuk berbagi pengalaman mereka, mencari nasihat, dan melaporkan situasi yang tidak aman atau tidak nyaman yang mereka hadapi di dunia digital. Selain itu, orang tua dapat mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga privasi dan keamanan online, termasuk penggunaan kata sandi yang kuat, kebijaksanaan dalam berbagi informasi pribadi, menghindari interaksi dengan orang asing, dan melaporkan perilaku yang mencurigakan atau tidak pantas.Â
Kemudian, orang tua juga dapat mendorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan di luar layar, seperti olahraga, seni, membaca, dan bermain dengan teman-teman secara langsung. Ini membantu menjaga keseimbangan hidup dan mengurangi ketergantungan pada teknologi.
6. Diskusi dan tanya jawab
Sosialisasi diakhiri dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab antara pemateri dan peserta sosialisasi. Peserta terlihat antusias untuk menceritakan pengalaman-pengalamannya sebagai orang tua dan sebagai anak mengenai masalah pola asuh terkait penggunaan gadget di era digital ini. Salah satu peserta bertanya mengenai cara remaja menyikapi orang tua yang memaksa anaknya untuk mengikuti kemauannya. Remaja yang bertanya memiliki minat yang didapat dari penggunaan gadget dan orang tuanya tidak memahami mengapa anak tersebut berminat ke hal demikian.Â
Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang menarik bagi peserta lain karena memberikan gambaran dan memperjelas materi yang telah disampaikan, bahwa selama perkembangan anak dalam menggunakan gadgetnya, orang tua perlu untuk melakukan pendekatan positif kepada anak dan komunikasi secara rutin dengan anak agar muncul perasaan saling mengerti.
PENUTUP
Desa Nglanduk mempunyai permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan sehingga menyebabkan angka kenakalan remaja di Desa Nglanduk tergolong tinggi. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan tingginya kasus kenakalan remaja adalah perkembangan pesat teknologi digital. Sosialisasi tentang pembinaan pola asuh anak dan remaja di era digital sangatlah diperlukan agar orang tua memiliki pemahaman tentang manfaat dan dampak dari digitalisasi dalam pertumbuhan anak. Anak memiliki kewajiban dalam mengelola teknologi yang dimilikinya sedangkan orang tua memiliki peran bersikap fleksibel sesuai dengan perkembangan zaman.Â
Hal ini disebabkan karena teknologi memiliki berbagai manfaat, antara lain aksesibilitas terhadap informasi lebih mudah, sebagai sarana komunikasi dan konektivitas, meningkatkan kreativitas dan ekspresi, serta menciptakan pembelajaran yang interaktif. Namun, teknologi juga memiliki dampak buruk apabila tidak dimanfaatkan dengan baik. Contohnya, adanya konten yang tidak sesuai usia, cyber bullying, kecanduan teknologi, dan dapat mengancam keamanan dan privasi individu.
Oleh karena itu, pola asuh yang sesuai perlu diterapkan agar teknologi dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan batasan waktu dalam penggunaan gadget, melakukan pengawasan secara aktif, memberikan arahan tentang etika digital, pemanfaatan teknologi sebagai alat pendidikan, memberikan ajaran tentang urgensi privasi dan keamanan online, serta memberikan dorongan dalam kegiatan motorik.
REFERENSI
- Adawiah, R. Al. (2023). Perundungan Dunia Maya pada Anak : Tinjauan Fenomena dan Tren dalam Rentang 2016 – 2020 Cyberbullying on Children : An Overview of Phenomena and Trends from 2016 – 2020 Pendahuluan Internet telah membawa perubahan bentuk perundungan jenis baru sejak. 14(1), 101–119.
- Irsyadillah, N. S., Putri, R. I., Rindri, M., Amori, B., Wati, S., Afrianti, S. A., Haidlor, M., & Afandi, A. (2022). Efek Penggunaan Teknologi Informasi Dalam. Journal Of Early Childhood Education And Research, 3(1), 10–16.
- Mayeni, R., Syafti, O., & Sefrinal. (2019). Dampak Perkembangan Teknologi Dikalangan Remaja Dilihat dari Nilai-Nilai Karakter. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian, 7(2), 234.
- Pratiwi, L. (2019). Peran Orang Tua dalam Mencegah Kenakalan Remaja Desa Gintungan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1(1), 75–83. https://doi.org/10.21831/diklus.v1i1.23854
- Rulmuzu, F. (2021). Kenakalan Remaja Dan Penanganannya. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 5(1). https://doi.org/10.58258/jisip.v5i1.1727
- Sriyanto, -, Abdulkarim, A., Zainul, A., & Maryani, E. (2014). Perilaku Asertif dan Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media Massa. Jurnal Psikologi, 41(1), 74. https://doi.org/10.22146/jpsi.6959
- Turnip, E. Y., & Siahaan, C. (2021). Etika Berkomunikasi dalam Era Media Digital. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, 3(4), 1–8. https://www.jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/659
- Weya, B. (2015). Peran Orang Tua dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja di Kelurahan Kembu Distrik Kembu Kabupaten Tolikara. Jurnal Holistik, 8(16), 1–14. https://scholar.archive.org/work/y2zam6tsvjgzzirlxejgqyyp4e/access/wayback/https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/viewFile/9273/8850
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H