Turnamen bulu tangkis terbesar di Negeri Kanguru, Australia Open 2023 agaknya belum berjodoh dengan para penggawa raket Indonesia. Bagaimana tidak, tak ada satu pun wakil yang mampu menembus babak semi final.
Paling apik hanya empat wakil yang hanya sanggup bertahan hingga putaran quarter final atau 8 besar. Lantas, akankah ajang ini cukup angker bagi pebulu tangkis Tanah Air dan wakil tuan rumah?
Adapun, empat wakil itu terdiri dari dua wakil di ganda putra, dan sisanya dari sektor ganda campuran serta tunggal putra.
Hasil mencengangkan sekaligus minor datang dari tunggal putra. Anthony Sinisuka Ginting yang menempati unggulan 1 digulung pebulu tangkis India, Prannoy H. S melalui drama rubber game, 21-16, 17-21, 14-21. Padahal, Ginting teramat dijagokan untuk menang lantaran pebulu tangkis terbaik dunia, Viktor Axelsen absen di ajang ini.
Selanjutnya, giliran Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang juga berada di unggulan teratas tumbang oleh pasangan Korea Selatan, Kim Min Hyuk/Seo seung Jae. Peraih medali perak Asian Games 2018 itu kalah melalui laga rubber game, 16-21, 21-15, 14-21. hasil ini tentu perlu dievaluasi oleh jajaran Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Tren negatif tak berhenti di situ saja. Pasangan ganda campuran, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari juga keok dihajar pebulu tangkis muda China. Padahal secara ranking dan pengalaman, Rinov/Pitha jauh lebih diunggulkan, namun malah tumbang. Wakil Indonesia itu kalah dua set langsung, 16-21, 16-21.
Ganda putra muda Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan menelan hasil pahit juga. Laju pasangan ini dihentikan oleh unggulan ketiga asal Jepang, takuro Hoki/yugo Kobayashi dengan skor telak, 6-21, 16-21.
Hasil ini membuat Indonesia harus kembali puasa gelar dalam 5 turnamen terakhir yang diselenggarakan Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF) sejak Indonesia Open 2023.
Padahal, dengan mundurnya sejumlah pemain terbaik dunia di ajang ini, seperti Chen Qingchen/Jia Yifan, Viktor Axelsen, hingga Zheng Siwei/huang Yaqiong mestinya menjadi peluang apik yang bisa dimanfaatkan Indonesia. Terlebih, gelaran akbar Olimpiade Paris 2024 semakin dekat.
Tentu persoalan mental harus dimatangkan. Selain itu, kesiapan fisik juga perlu dievaluasi oleh PBSI. hal ini demi hasil terbaik pada turnamen bergengsi lainnya, sekaligus menjaga regenerasi dan eksistensi bulu tangkis Indonesia.