Indonesia tengah merayakan kemerdekaannya yang ke-77 tahun pada Rabu (17/8/2022). Di Kota Blitar, momen ini begitu terasa. Selain Makam Bung Karno, tersimpan jejak manis masa muda Sang Proklamator di Rumah Gebang, Kelurahan Sananwetan, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Pencinta dunia otomotif tak lengkap jika belum mampir ke bagian garasi.
Di sudut garasi berukuran 5x7 meter ini terdapat salah satu kendaraan antik roda empat. Konon, mobil ini didesain khusus untuk Bung Karno. Ini terlihat pada bagian setirnya yang bertuliskan Indonesia, disertai logo bendera Merah Putih. Kali pertama mobil merek Mercedes-Benz tipe 190 ini tiba di Blitar sekitar tahun 1961.
"Mobil ini digunakan untuk menjemput beliau (Bung Karno, Red.) dari pangkalan udara Abdulrahman Saleh, Malang ke Blitar," ujar Livia, pemandu wisata Istana Gebang.
Dalam riwayatnya, mobil dengan pelat nomor AG 390 N ini termasuk kendaraan kesayangan Bung Karno. Pasalnya, selama melaksanakan kunjungan di Blitar dan daerah sekitarnya, mobil hitam inilah yang selalu digunakan. Hingga kini, mobil tersebut tampak sangat terawat. Ini seolah menjadi bukti bahwa Bung Karno di masa lalu getol menjaga kendaraannya.
Livia bercerita, selama Bung Karno sudah tidak lagi bisa berkujung ke Kota Blitar, mobil ini akhirnya digunakan oleh kakaknya, yakni Soekarmini alias Wardoyo. Dulunya, di samping kendaraan ini terdapat sebuah mobil milik Wardoyo merek Opel Capital. Namun, mobil itu tak lagi ada.
Jika dilihat dari tampilan fisiknya, mobil sedan ini memiliki empat pintu. Panjang kendaraan ini yakni sekitar 186,2 inci, lebar 70,7 inci, dan tingginya sekitar 58,9 inci. Meski mobil ini tampak minimalis dengan kapasitas empat penumpang termasuk sopir, sejatinya mobil ini termasuk dalam segmentasi kendaraan eksklusif ukuran sedang. Sedikit ulasan soal spesifikasi mesin, mobil ini memiliki tipe mesin spark-ignition 4 tak. Sementara pabrikan mesin ini yakni Daimler-Benz M121.
Disinggung soal kondisi mobil bernuansa gelap ini, Livia menyebut bahwa kendaraan ini masih berfungsi. Setiap hari pun selalu diperika kondisi mesinnya. Sayang, apabila dikendarai dalam jarak tempuh jauh, performanya tak lagi maksimal.
"Sebelumnya sempat dibawa ke acara Blitar Djadoel beberapa waktu lalu untuk dipamerkan. Saat dipakai berangkat bisa, tapi pas dibawa pulang sudah tidak kuat. Akhirnya diderek," sambungnya.
Meski tergolong kendaraan bangsawan, namun wisatawan tetap bisa mengabadikan momen dengan ketentuan yang harus dipatuhi. Pengunjung dilarang menduduki kap mobil dan duduk di dalamnya. Wisatawan bisa memotret ataupun selfie dengan jarak aman.