Pertanian dalam ruang lingkupnya terdiri dari pertanian ekstraktif dan generatif. Pertanian ekstraktif merupakan kegiatan pertanian yang tidak bisa dilakukan proses pembibitan maupun proses pemeliharaan misalnya perikanan berbasis kelautan dan pengambilan hasil hutan. Dalam pelaksanaannya pertanian ekstraktif perlu dilakukan pembatasan dalam pengambilannya sehingga akan tetap lestari sumber daya pertanian tersebut.
Pertanian generatif merupakan kegiatan pertanian yang memiliki proses pembibitan maupun pemeliharaan misalnya penanaman tanaman holtikultura, perkebunan maupun peternakan. Perikanan termasuk dalam dua kegiatan tipe pertanian ekstraktif maupun generatif. Contoh untuk pertanian generatif seperti budidaya ikan air tawar baik untuk konsumsi maupun ikan hias. Sedangkan untuk pertanian ektraktif misalnya: cumi – cumi, tuna, kerapu, dan sebagainya yang dalam proses pengambilanya berasal dari kegiatan nelayan.
Berdasarkan ruang lingkupnya agribisnis dibagi menjadi dua yaitu agribisnis mikro dan agribisnis makro. Di mana agribisnis mikro meliputi proses jual beli konsumen dalam pasar masyarakat, proses produksi dan harga pasar. Sedangkan agribisnis makro yang sederhananya meliputi inflasi dan ekspor impor.
Dalam kajian mikro perikanan mempunyai potensi pasar yang sangat besar dalam pasar nasional saat pandemi dan maraknya sistem penjualan online yang semakin luas semakin memudahkan proses pemasaran produk olahan berbasis perikanan. Dikutip dari Direktorat Jendral Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, produk kelautan dan perikanan diyakini memiliki kandungan gizi yang tinggi yang dapat meningkatkan imunitas saat pandemi, oleh karena itu produk kelautan dan perikanan sangat diminati konsumen. Dengan proses pembudidayaan ikan dalam lahan terbatas dapat dilakukan mikro farming maupun urban farming sehingga dapat melakukan usaha mikro dari rumah merupakan salah satu usaha peluang yang bagus.
Perikanan dalam agribisnis makro membahas produk perikanan yang diekspor baik dalam bentuk ikan segar maupun olahan. Pada 3 tahun terakhir komoditas perikanan ekspor mengalami penurunan signifikan khususnya pada komoditas ikan segar dan udang. Menurut Badan Pusat Statistik Jawa Timur banyak penurunan terjadi pada sektor ekspor agribisnis, pada sektor perikanan terjadi penurunan jumlah ekspor ikan dan udang pada tahun 2018 sebanyak 940 juta ton turun menjadi  169 juta ton di tahun 2019. Selain itu tembakau juga mengalami penurunan drastis dari 900 juta ton pada tahun 2018 menjadi 55 juta ton pada tahun 2019.
Meskipun begitu produk hasil olahan ikan meningkat pada tahun 2018 sejumlah 50 juta ton meningkat menjadi 100 juta ton. Kembali ke ekspor tembakau dan udang, ketika tahun 2021 mengalami peningkatan tembakau menjadi 107 juta ton dan udang 245 juta ton. Meskipun peningkatan tidak mencapai semula pada tahun 2018, sedikit demi sedikit mengalami pemulihan dan diharapkan dapat terus meningkat untuk menstabilkan ekspor Agribisnis negara Indonesia.
Krisnamurti, Bayu. 2020. Pengertian Agribisnis. Puspa Swara. Bogor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H